PALU-MERCUSUAR Anleg yang sudah tiga kali duduk di kursi parlemen DPRD Sulteng, tidak mudah untuk mempertahankannya, tetapi tidak bagi I Nyoman Slamet, yang kemudian dinyatakan lolos ketiga kalinya, melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, dari dapil Kabupaten Parigi Moutong.
Ternyata, salah satu kelebihan yang dimilikinya, tidak banyak dimiliki petarung politik lainnya, pemain panggung pertunjukkan, mulai dari penari hingga pemain drama tradisi Bali. Nyoman Slamet, kemudian beberapa kali menjadi penghibur, saat melawat atau reses ke daerah-daerah, bahkan pernah sekali memainkan tarian topeng, yang kemudian ditutup dengan aksi sulapnya, memukau, sudah pasti.
“Saya selalu konsisten berjuang di dunia seni, yang sebenarnya sudah cukup lama membesarkan saya, bahkan seni lukis pun saya minati. Dan semuanya, memberikan hasil, dimana rakyat masih memberikan kepercayaan kepada saya, untuk duduk kembali,” ujarnya, saat mendampingi kontigen Sulawesi Tengah, saat berlomba di ajang Festival Seni Keagamaan III, Tingkat Nasional, di Surabaya.
Dengan kepeduliannya terhadap dunia seni, menempatkannya di kursi parlemen, yang nantinya, akan memberikan amanah, untuk kembali memberikan kontribusinya kepada masyarakat.
“Saya berharap, proses pemilu yang membuat kita terkotak-kotak, bahkan pernah saling membenci, kini harus bersatu lagi, sebagai masyarakat Indonesia. Begitu juga dengan anleg yang terpilih, bukan hanya milik partai saja, tetapi menjadi wakil rakyat,” kuncinya. (NDA)