Era revolusi industri 4.0 dengan keterbukaan informasi secara global, menuntut peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu upaya peningkatan kualitas dalam menjawab tantangan tersebut, menurut Akademisi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako (Untad), Mohd. Nur Sangadji, adalah dengan mengasah kemampuan berbahasa asing.
Menurutnya, mahir menggunakan bahasa asing memiliki manfaat yang sangat besar, baik dari sisi sosiologis, kultural, politik, ekonomi hingga ilmu pengetahuan.
“Secara saintifik diakui bahwa peradaban kemajuan ilmu pengetahuan, budaya dan politik digilirkan antar bangsa secara bergantian. Saat ini dunia meletakkan lebih kurang lima atau enam bahasa sebagai bahasa internasional. Dari keseluruhannya, Inggris yang lebih umum digunakan, menyusul misalnya Perancis, Arab, Cina dan Spanyol,” kata Nur Sangadji, di Palu, Selasa (15/10/2019).
Ia menuturkan, secara historis para pendiri bangsa Indonesia telah menunjukkan contoh terkait bagaimana pentingnya penguasaan terhadap bahasa asing. Presiden RI pertama, Ir. Soekarno mampu menguasai beberapa bahasa dunia. Selain itu, tokoh nasional Agus Salim juga menguasai 9 bahasa asing.
“Umumnya mereka sekurangnya menguasai tiga, yakni Inggris, Belanda dan Arab. Sekarang dan ke depan, mereka yang gagap dalam bertutur bahasa asing, minimal Inggris, bakal tersingkir dari pergaulan mondial,” tegasnya.
Nur Sangadji bersama Arthur Pangemanan, serta beberapa rekan lainnya sejak 9 tahun yang lalu hingga saat ini aktif dalam mengiprahkan diri mengajarkan bahasa Inggris kepada para generasi muda berbasis komunitas di Kota Palu. Di antaranya melalui komunitas Anjungan English Conversation CLUB (AECC), TVRI English Lovers Community dan Tadulako English Conversation Club (TELC), serta DPR (Di bawah Pohon Rindang) Conversation Club. CR1