Istilah pelakor pasti sudah tidak asing lagi di telinga banyak orang. Kalau kebanyakan orang mengenal istilah pelakor sebagai singkatan Perebut Laki Orang yang melekat untuk wanita yang suka menganggu pacar atau suami orang.
Lain halnya dengan Moh Amin yang menjadi salah satu calon anggota legislatif (caleg) DPR RI Dapil Sulawesi Tengah (Sulteng) dari Partai NasDem. Sejak memutuskan untuk terjun ke dunia politik, Moh Amin langsung terkenal dengan sebutan pelakor. Pelakor yang melekat pada Moh Yamin bukalan singkatan dari perebut laki orang, tapi pengganti legislator kotor.
Baliho dan spanduk yang ada dimana-mana menjadi pusat perhatian, bahkan sejauh ini sudah banyak mengenal dirinya dengan panggilan pelakor bahkan pada saat dirinya melakukan sosialisasi ke beberapa daerah di Sulteng.
“Karena istilah itulah, saya lebih banyak dikenal masyarakat, bahkan saat di POM bensin pun orang menyapa saya dengan pelakor,” ujarnya.
Walaupun sempat ada beberapa lawan politik yang tidak suka dengan istilah tersebut, Moh Amin tetap optimis karena merasa istilah itu sah-sah saja karena makna dan singkatan yang jauh dari istilah kotor. Malahan, menurutnya, istilah penganti legislator kotor itu harus menjadi visinya sebagai politisi.
“Kalau merasa bersih yah jangan tersinggung, ini bukan sekedar istilah tapi pelakor atau penganti legislator kotor ini sudah menjadi visi saya mendatang,” ujarnya lagi.
Pelaku bisnis perkapalan ini memang baru di dunia politik, tapi keputusannya untuk terjun ke politik bukan sekedar ikut-ikutan tapi telah difikir secara matang. Sempat menolak untuk terjun ke politik, namun pnggilan untuk mengabdi kepada Sulteng yang merupakan daerah kelahirannya membuatnya tak kuasa untuk menolak pinangan partai Nasdem. RES