BUNGKU, MERCUSUAR – Hari ini, Selasa (14/9/2021) dimulainya tes masuk Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Kabupaten Morowali di Gedung Olahraga (GOR). Sebanyak 2.183 pendaftar memperebutkan sebanyak 93 formasi.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Morowali, Alwan. Dari jumlah tersebut, ujian dilaksanakan selama lima hari. Dalam sehari peserta ujian yang mengikuti ujian sebanyak 150 orang.
“Dalam sehari lagi ujiannya kami bagi menjadi tiga kali yaitu pagi, siang dan sore,” jelasnya.
Dari 93 formasi, terbagi atas tenaga kesehatan 66 orang, tenaga teknis 27 orang dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (P3K).
“Tahun ini jumlah formasi sangat sedikit dibandingkan tahun kemarin yang berjumlah 100 lebih,”katanya lagi.
Hari pertama tes CPNS, terlihat berjalan lancar. Seluruh peserta datang menggunakan baju kemeja putih dan celana/rok hitam. Tidak lupa mereka diwajibkan menggunakan masker.
Karena pandemi, pelaksanaan ujian tersebut dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan. Sebelum masuk ke ruangan, para peserta akan melalui pengecekan suhu tubuh dan wajib memperlihatkan hasil swab antigen ke panitia.
“Swab antigen berlaku wajib dan gratis diperoleh di Puskesmas yang ada di kota ini yang penting berdomisili di Morowali. Kalau di luar kota bayar sendiri,”ucapnya.
Sementara itu, Azman (25) salah satu peserta tes CPNS dari Kecamatan Bahodopi mengaku baru pertamakali ini mengikuti tes CPNS. Ia sudah mempersiapkannya sejak tiga bulan yang lalu dengan berlatih soal dan beli buku-buku paket seputar CPNS.
“Saya lulusan Ilmu Administrasi di Universitas Haluoleo Kendari. Formasi untuk jurusan saya hanya satu dan peminatnya terakhir saya lihat sudah 83 orang,”katanya.
Kendati demikian ia tetap optimis untuk mengikuti tes tersebut. Namun ia mengaku mengalami kendala dengan peraturan penggunaan masker.
“Tes CPNS tahun ini banyak tantangannya. Selain persyaratan yang menurut saya rumit, kami juga diwajibkan memakai masker dua lapis selama ujian,”akunya.
Ia mengaku tidak nyaman menggunakan masker dua lapis terutama saat harus berkonsentrasi menjawab soal-soal ujian. Penggunaan masker dua lapis cukup menyulitkannya untuk bernapas.
“Apalagi ujian di dalam ruangan tertutup. Sudah tentu pengap. Ini masalah buat saya,” ujar Azman. INT