SEBANYAK 12 orang wartawan siap memasuki area kilang Donggi Senoro Liquefied Natural Gas (DSLNG) setelah dibriefing. Setiap orang diperiksa dengan teliti. Kartu tamu menjadi alat pembuka palang di pintu masuk.
Begitu semuanya lolos, barulah kami memasuki mobil yang sudah disiapkan. Mobil yang kami gunakan bukannya yang menggunakan bahan bakar premium, kecuali solar. Karena, masuk ke area itu tak diperkenankan mobil yang menggunakan bahan bakar premium.
Sangat ketat untuk bisa masuk ke area DSLNG yang terletak di Desa Uso, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah itu. Maklum, ini adalah salah satu industri yang masuk kawasan vital nasional.
“Ini adalah aturan yang berlaku bagi siapa saja yang diizinkan masuk ke area ini. Direktur utama pun bila datang, prosesnya sama seperti tadi. Memang begitulah aturannya,” kata Media Relations and Public Communication Lead PT DSLNG, Doty Damayanti yang mengantar kami ke kawasan kilang.
Setelah masuk di area, pun tidak seenaknya ke sana ke mari. Kami hanya sebatas melihat pengolahan limbah. Setelah itu, kami kembali dan tidak bisa ke area lain karena tak punya izin.
Hal itu tidak hanya berlaku bagi tamu. Bagi karyawan pun sama halnya. Seorang karyawan tidak diizinkan untuk melewati area kerjanya. Bila berada di luar area kerjanya, ia akan ditegur. Betapa sangat ketatnya aturan di dalam kawasan ini.
Itulah gambaran betapa tingginya dibutuhkan kedisiplinan seseorang berada di dalam kawasan ini. Apalagi, para karyawan yang bekerja sehari-hari. Mereka selalu dituntut bekerja sesuai prosedur untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
Doty Damayanti menjelaskan, setiap karyawan yang bekerja tanpa menghiraukan keselamatannya, wajib untuk ditegur. Ini berlaku untuk di semua tingkatan. Dan, karyawan yang ditegur harus menerimanya, bukannya diterima dengan kemarahan.
“Jadi, karyawan yang level atas harus selalu member contoh kepada karyawan lainnya. Ini sangat penting karena setiap pekerjaan ada kajian risikonya. Misalnya, karyawan bekerja di suatu area ketinggian. Mereka harus tahu dari awal potensi bahayanya sehingga dapat dieliminir,” kata Doty.
Itulah sebabnya, para karyawan selalu diingatkan untuk selalu berusaha mentaati aturan nasional maupun aturan internasional yang sudah disampaikan. Dengan demikian akan terhindar dari kecelakaan kerja.
Bila seorang karyawan selalu berhati-hati bekerja untuk menghindari kecelakaan kerja, hal itu akan menjadi kebiasaan atau budaya. Ketika ia berada di luar area pekerjaan, misalnya, di rumahnya, pekerjaan apapun yang dilakukannya, ia akan selalu memperhitungkan risiko kecelakaan.
Diganjar Penghargaan
Budaya bekerja yang aman dan nyaman di DSLNG, membuahkan hasil. Perusahaan diganjar penghargaan Patra Karya Nirbhaya Utama dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada kuartal III/2017.
Penghargaan itu didapatkan dua tahun berturut-turut seiring dengan komitmen penerapan kebijakan mutu kesehatan, keselamatan kerja, dan lingkungan hidup (K3LH) dari perseroan.
Menurut Doty, tahun 2016, DSLNG mendapatkan penghargaan tadi untuk tingkat madya selama 17 juta jam kerja tanpa kecelakaan. Sementara tahun 2017 untuk penghargaan tingkat utama selama 23 juta jam kerja.
“Jadi, dua tahun berturut-turut selama 40 juta jam kerja tanpa kecelakaan,” kata Doty.
Itu artinya, perusahaan benar-benar sangat memgutamakan keamanan bekerja para karyawannya. Apalagi, memang sangat susah membentuk keselamatan bekerja di migas yang tak sama dengan di pertambangan.
Doty menjelaskan, selama tiga tahun beroperasi, kilang Donggi-Senoro LNG mencatatkan kinerja produksi yang melampaui target.
“Kinerja itu pun didukung dengan tingkat keselamatan kerja yang baik. Kami mencatat selama 40 juta jam kerja sama sekali tidak ada kecelakaan,” katanya.
Kemudian, DSLNG juga menerima Sertifikat ISO14001: 2015 dari TUV Rheinland pada 22 Desember 2017, setelah melalui serangkaian audit.
“Sertifikat yang berlaku untuk proses dan produksi LNG, kondensat dan fasilitas pendukungnya itu menunjukkan pengakuan internasional atas sistem K3LH yang diterapkan perusahaan,” kata Doty.
Selain itu, DSLNG juga mempertahankan peringkat biru dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Doty pun kemudian menjelaskan, DSLNG juga berkontribusi pada pengembangan daerah dan kemajuan masyarakat melalui program tanggung jawab sosial, yang dilakukan sejak perseroan memasuki masa konstruksi pada 2008. Program tersebut digelar di 22 desa yang tersebar di tiga kecamatan terdekat dengan daerah operasi kilang.
Dalam tanggung jawab sosialnya itu, perseroan fokus dalam lima hal yakni, pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, infrastruktur publik, dan lingkungan.
Kemudian, DSLNG juga mendorong kemajuan daerah melalui efek bergulir ekonomi. Akses ke wilayah Banggai, Sulawesi Tengah semakin terbuka sejak dibangunnya proyek migas.
Berbagai usaha setempat seperti, jasa transportasi, akomodasi, maupun bisnis pendukung diklaim mencatat pertumbuhan yang pesat. Kondisi tersebut turut mendorong perbankan untuk membuka cabang hingga ke tingkat kecamatan daerah setempat.TASMAN BANTO