BALUT, MERCUSUAR – Komisi III DPRD Kabupaten (Dekab) Banggai Laut (Balut) melakukan pengecekan harga beras di pedagang yang ada di pasar, Jumat (3/4/2020).
Pengecekan itu turut serta Ketua Dekab Balut, Mahdiyani Bukamo dan beberapa instansi terkait.
Patwan Kuba mengatakan berdasarakan hasil dialog dengan pedagang beras, ada beberapa faktor yang membuat harga beras naik, di antaranya adalah isu ‘lockdown’ di beberapa daerah hingga masyarakat panik, baik di Kota Luwuk, Banggai dan daerah di Provinsi Sulawesi Selatan yang merupakan daerah tempat pengambilan (pemasok) beras bagi pedagang di Balut.
“Dari dua sumber distribusi beras untuk di Balut memang sudah mengalami kenaikan harga, sehingga secara otomatis di Balut juga naik.” Kata Patwan
Selain itu, ongkos buruh Pelabuhan Banggai ikut naik Rp2.000/karung. Hal ini disebabkan jadwal kapal dari Luwuk masuk di Pelabuhan Banggai sore hari, hingga aktivitas bongkar muatan di malam hari. Ini salah satu faktor naiknya harga buruh,” jelas Patwan.
“Diharaplan Disnaker (Dinas Tenaga Kerja) untuk turun lapangan mengatur sewa buruh, agar tidak mempengaruhi harga beras. Kasian masyarakat,” tambahnya
Kenaikan beras, lanjutnya, juga diakibatkan Toili selaku lumbung padi Kabupaten Banggai belum panen, jadi hanya daerah di Sulsel saat ini sedang panen beras.
Ditambahkannya, selain beras, harga gula pasir juga ikut naik, biasanya Rp880 ribu/satu karung saat ini Rp900 ribu/karung. RM