Kakanwil Kemenkumham Sulteng dan Bupati Banggai, Dorong Perlindungan Empat Potensi Indikasi Geografis di Banggai

JAKARTA, MERCUSUAR – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sulawesi Tengah (Kakanwil Kemenkumham Sulteng), Hermansyah Siregar dan Bupati Kabupaten Banggai, Amiruddin Tamoreka mengunjungi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (Ditjen KI), Selasa (30/1/2024), guna mendorong perlindungan 4 potensi indikasi geografis kekayaan intelektual yang berada di Kabupaten Banggai.

Dalam kunjungannya itu, kedua pimpinan tersebut disambut langsung oleh Direktur Merek dan Indikasi Geografis, Kurniaman Telaumbanua. Pertemuan itu membahas berbagai program rencana aksi yang akan dilaksanakan bersama, khususnya perlindungan indikasi geografis kekayaan intelektual yang berada di Kabupaten Banggai.

Didampingi oleh para kepala divisinya, Hermansyah menyebut, usai mencanangkan agen layanan kekayaan intelektual di Kabupaten Banggai, ia bersama bupati terus berupaya meningkatkan layanan kekayaan intelektual bersama, termasuk perencanaan perlindungan kekayaan intelektual atas 4 potensi indikasi geografis di Kabupaten Banggai.

“Kemarin kita telah mencanangkan agen layanan KI di Banggai, yang peresmiannya sendiri langsung dilakukan oleh Inspektur Jenderal. Tentu kita mau agar layanan KI lebih optimal lagi. Apalagi tahun ini telah ditetapkan sebagai tahunnya Indikasi Geografis dan sejauh ini, ada 4 potensi yang akan kami daftarkan,” kata Hermansyah.

Dari 7 potensi yang menjadi pantauan kedua pihak, sebanyak 4 potensi, seperti Durian Asaan, Durian Nambo, Kelapa Babasal dan Padi Organik, yang telah teridentifikasi memiliki perbedaan dari daerah lain di Indonesia.

Hal itu pun dibenarkan oleh Amiruddin. Ia yang didampingi oleh Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Banggai menerangkan, di tahun 2024, ia telah mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) khusus pada layanan pendaftaran KI yang peruntukannya adalah untuk Masyarakat dan pelaku usaha di Banggai.

“Sudah dua minggu ini tim kami di Brida telah meninjau langsung proses budidaya dari keempat potensi indikasi geografis kita. Kami yakin, keempatnya akan terdaftarkan di tahun ini, kita akan terus mengupayakan agar masyarakat kita dapat berpartisipasi untuk mendaftarkan kekayaan intelektual lainnya, kita akan siap membantu memfasilitasi,” ujarnya.

Hal itu mendapat apresiasi oleh Kurniaman Telaumbanua. Ia menyebut, kerja sama tersebut sangatlah penting. Apalagi kata dia, pendaftaran hak kekayaan intelektual telah bertransformasi menjadi lebih baik dan cepat. Sama seperti Tenun Nambo yang telah mendunia, ia juga berharap agar 4 potensi yang menjadi perhatian tersebut dapat terdaftarkan di tahun 2024.

“Sangat senang atas komitmen yang dibangun oleh kedua pihak, tentu kita berharap agar 4 potensi IG dapat segera terealisasi di tahun ini, semoga saja lebih baik lagi,” pungkasnya. */JEF

Pos terkait