KABUPATEN Banggai tidak perlu khawatir akan tercemar dari limbah PT Donggi Senoro Liquefied Natural Gas (DSLNG) yang ada di Kecamatan Batui. Limbah yang dihasilkan perusahaan itu tidak dibuang ke laut atau ditimbun di darat, kecuali secara rutin “dibuang” ke Bogor, Jawa Barat.
Anda mungkin akan terperanjat mendengar hal itu. Mengapa limbahnya harus “dibuang” ke Bogor? Tidak proteskah warga Bogor dengan hal itu?
“Ya, limbah yang ada di sini wajib secara rutin dikirim ke Cileungsi, Bogor. Di sana ada PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) yang akan memusnahkannya. PPLI adalah perusahaan jasa pengolahan limbah dari industri yang beroperasi sejak tahun 1994,” kata Environment Team Leader PT DSLNG, Azri Irvandi yang menerima12 wartawan dari Palu dan berkeliling menyaksikan proses pengolahan limbah, Senin (4/6/2018).
Menurutnya, perusahaan akan ditegur bilamana tak mengirimkan limbahnya. Tentu saja, semua limbah yang dihasilkan di kawasan perusahaan, terlebih dahulu diolah sebelum dikirim ke Bogor.
Ketika Azri Irvandi mengajak wartawan keliling menyaksikan pengolahan limbah, di suatu bak penampungan air, wartawan sempat terheran-heran. Sebab, air di dalam bak itu ternyata hasil olahan dari semua pembuangan dari kamar mandi maupun dapur.
Seorang stafnya mengambil air dalam bak yang ditampung di telapak tangannya. Kemudian ia menyodorkan ke wartawan untuk didekatkan ke hidung. Sama sekali tak ada baunya.
“Semua limbah dari kamar mandi dan tempat lainnya dialirkan melalui pipa ke suatu tempat. Kemudian diolah dan hasilnya seperti ini, bisa digunakan untuk mencuci mobil atau untuk menyiram tanaman,” kata Azri.
Bahkan menurutnya, air itu pula yang disalurkan ke kolam-kolam untuk memelihara ikan. Buktinya, ikan-ikan yang dipelihara tidak mati, sebagai salah satu indikator bahwa air hasil olahan itu bersih, tidak berbahaya.
Seorang wartawan kemudian nyeletuk. “Airnya memang tampak bersih. Tetapi kalau di Palu, orang mungkin menjadi jijik menggunakan air olahan dari kamar mandi untuk digunakan mencucui mobil. Karena jijik,” katanya.
Azri hanya tersenyum mendengar hal itu. Ia pun kemudian mengatakan, di luar negeri, air hasil olahan itu bukan hanya digunakan untuk mencuci tetapi juga untuk diminum.
Ia menjelaskan, limbah dari semua kamar mandi diolah dengan teknologi penanganan kotoran manusia atau human excreta. Teknologi ini mampu mengurai kotoran manusia atau tinja dengan sempurna sampai menjadi seperti lumpur hitam dan tidak berbau.
Penguraiannya atau degradasi human excreta dilakukan melalui beberapa proses. Antara lain, kotoran manusia di septi tank diberi bakteri pengurai. Saat terurai, bakteri tadi akan menjadi unsur penyeimbang alam di septic tank.
Bilamana sudah terurai, limbah itu dilakukan lagi proses terakhir. Hasilnya, secara rutin setiap 120 hari siap dibuang alias dikirim ke Bogor.
Limbah Air
Sementara itu khusus khusus pengolahan limbah air buangan lainnya, juga menggunakan teknologi. Air-air buangan yang mengandung zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup, diolah kembali menjadi air bersih siap pakai.
Itulah sebabnya, bila melihat beberapa kegiatan yang menggunakan banyak air di dalam kawasan, itu bukanlah air dari sumur. Tetapi semuanya menggunakan air dari hasil olahan tadi.
Menurut Azri, dengan menggunakan teknologi tadi, perusahaan bahkan dapat menghemat pemakaian air. Selama tahun 2017, misalnya, perusahaan dapat menghemat air sebanyak 8.420 meter kubik.
“Itu angka rata-rata setiap tahun penghematan air dari hasil teknologi pengolahan limbah tadi,” katanya.
Azri juga mengajak wartawan menyaksikan seorang karyawan yang sedang memisahkan komponen-komponen sampah. Di area itu komponen sampah dapat dipisahkan.
Menurutnya, ada beberapa kategori sampah yang dapat diolah kembali (recycle waste). Juga ada sampah minyak goring (grease and used), dan sampah yang tidak dapat diolah kembali (non recycle).
Di sekitarnya juga terdapat mesin pembakar sampah (incinerator-insinerator). Mesin incinerator adalah alat untuk membakar sampah yang tak bias diolah kembali. Melalui alat ini, sampah perusahaan dimusnahkan dengan cara dibakar melalui teknologi itu.
Cara dan proses pembakarannya pun terbilang canggih. Mesin incinerator akan membakar sampah dengan temperature 1.000 derajat Celcius. Diyakini hasil pembakaran juga menghasilkan gas Co2 sehingga aman bagi ozone.
Menurut Azri, sejak awal juga perusahaan sudah mempersiapkan teknologi bilamana terjadi tumpahan minyak di laut. Salah satu tekhnologi yang diterapkan adalah menyiapkan Offshore Oil Spill Prevention And Response.
“Tekhnologi ini telah disiapkan oleh DSLNG sejak jauh hari untuk mencegah terjadinya tumpahan minyak di laut. Alat ini bekerja dengan tekhnik oil boom, yang merupakan teknik penanggulangan tumpahan minyak dengan cara melokalisir tumpahan minyak agar tidak melebar,” katanya.
Tumpahan minyak yang telah dilokalisir tadi kemudian diambil menggunakan oil skimmer. Oil skimmer memiliki kemampuan untuk memisahkan minyak dari air. Proses terakhir recovery, yakni pemulihan lokasi dalam aktivitas penanggulangan tumpahan minyak.
Makanya, tidak ada kekhawatiran air laut di sekitarnya tercemar akibat kegiatan sehari-hari dari perusahaan.TASMAN BANTO