Malabot Tumbe, Bupati Balut: Masyarakat Banggai, Bangkep dan Banggai Laut Bersaudara

HLL-662b67c8

BANGGAI, MERCUSUAR – Upacara adat Malabot Tumbe sarat akan nilai-nilai budaya dan juga teladan, dalam menjaga amanah leluhur. Hal itu diungkapkan Bupati Banggai Laut, Sofyan Kaepa, Sabtu (4/12/2021).

“Tradisi Malabot Tumbe adalah upacara adat yang sakral, yang di dalamnya banyak mengandung pesan dan kearifan untuk diteladani,” jelas Sofyan.

Tumbe atau Tumpe, merupakan suatu yang pertama dan awal, dan Malabot Tumbe telah menjadi istilah dalam adat Banggai, sebagai prosesi penerimaan telur burung Maleo, dari masyarakat adat Batui kepada Tomundo Banggai di Banggai.

“Ini telah dilaksanakan secara turun-temurun, dalam kehidupan adat lokal Batui dan Banggai,” ujarnya.

Hal ini kata dia menandakan, Batui dan Banggai adalah saudara. Malabot Tumbe diartikan secara sederhana sebagai titipan pesan keluarga, yang mengandung keteladanan yang sangat tinggi, untuk generasi yang ada di Kabupaten Banggai, Banggai Kepulauan dan Banggai Laut.

“Masyarakat yang ada di tiga kabupaten ini sejatinya bersaudara, walaupun berpisah secara administrasi pemerintahan,” ujar Sofyan.

Untuk itu, kata Sofyan, Manuk Mamua atau burung Maleo dan alam pendukungnya, haruslah dipelihara dan dijaga, agar terus berkembang biak dan dilestarikan sepanjang masa.

“Begitupula hubungan kekeluargaan antara masyarakat yang ada di tiga kabupaten Banggai bersaudara,” tandasnya.

Sofyan mengakui, pemerintah daerah terus berusaha senantiasa memfasilitasi semua kegiatan tradisi adat yang ada, salah satunya yakni Malabot Tumbe.

“Alhamdulillah Festival Malabot Tumbe masuk sebagai sebagai iven nasional adat budaya di Indonesia,” pungkasnya. RM

Pos terkait