BANGGAI, MERCUSUAR – Kegiatan bongkar muat peti kemas dari Pelabuhan Luwuk ke Pelabuhan Tangkiang, seharusnya sudah dimulai sejak tanggal 1 September 2023, sesuai surat Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Luwuk nomor AL.203/1/1/UPP.LWK-2023 tanggal 20 Juli 2023 perihal Pemberitahuan Pemindahan Kegiatan Bongkar Muat Peti Kemas dari Pelabuhan Luwuk ke Pelabuhan Tangkiang.
Namun hal itu ditunda selama sebulan, dan selanjutnya akan melakukan sosialisasi lanjutan dengan para pemangku kepentingan terkait, serta berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai, DPRD, Forkopimda dan instansi terkait lainnya.
Sekretaris Serikat Pekerja Transport Seluruh Indonesia (SPTSI) Banggai, Faisal Lalimu melalui keterangan tertulis, Kamis (14/9/2023) menyampaikan saat ini aktivitas bongkar muat peti kemas Tanto dan Temas selama sebulan masih dilakukan di Pelabuhan Luwuk.
Namun demikian, Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Teluk Lalong di Pelabuhan Luwuk melalui SPTSI Banggai masih memikirkan bagaimana langkah-langkah yang dilakukan, agar ada solusi yang tepat bagi para TKBM Teluk Lalong.
“Karena apabila tetap dilakukan pemindahan bongkar muat peti kemas, mereka tidak mempunyai skill atau pekerjaan lain yang dapat dilakukan untuk menghidupi keluarga,” kata Faisal.
Ia juga meminta TKBM Teluk Lalong untuk tidak terprovokasi. Selain itu, ia berharap dalam waktu sebulan, Pemerintah Daerah, KUPP Kelas II Luwuk dan pihak terkait lainnya, dapat mengkaji ulang tentang pemindahan bongkar muat peti kemas ke Pelabuhan Tangkiang, dengan memerhatikan segala aspek sosial.
“Di sisi lain juga, kami setiap saat selalu mengimbau kepada pengurus dan anggota TKBM Teluk Lalong di Pelabuhan Luwuk, untuk jangan mudah terprovokasi oleh pihak tertentu, dalam upaya mencari solusi agar tidak menimbulkan permasalahan baru,” tegasnya.
Faisal berharap, para pemangku kepentingan dapat menjalin koordinasi dan komunikasi intens dengan melibatkan TKBM Teluk Lalong maupun TKBM Tangkiang.
“Terutama dalam hal ini KUPP Kelas II Luwuk harus lebih proaktif membangun komunikasi, sehingga solusi yang diberikan dapat diterima oleh semua pihak,” pungkasnya. */IEA