BALUT, MERCUSUAR – Puskesmas Kecamatan Bangkurung, Kabupaten Banggai Laut (Balut) melaksanakan kegiatan Inovasi Keluarga Bebas Betadin (Berak Tanpa Dinding) Dutabusara Peduli Sehat Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
Kepala Puskesmas Bangkurung, Harto Yaakon S.Kep menerangkan bahwa program itu merupakan kerjasama antara pemerintah desa (Pemdes) dan puskesmas, mengingat jamban adalah kebutuhan dasar setiap rumah tangga.
Sebab terkadang di zaman yang sudah modern ini, masih ada masyarakat memiliki tingkat kesadaran rendah dalam menggunakan jamban, hingga masih buang kotoran di sembarang tempat.
“Desa Dungkean mendukung untuk perlunya penyedian jamban contohnya banyak parit, selokan air, pasir pantai bersih itu mendukung sekali untuk desa Dungkean,” ujarnya.
Hal itu, kata Harto, sebagai pelaksanaan dari program desa yang sudah dicanangkan oleh Pemdes Dungkean untuk kesehatan lingkungan dalam program sanitasi peduli sehat berbasis masyarakat. “Ini penting dan harus, selain air bersih, juga bebas dari perumahan kumuh kemudian salah satunya adalah jamban itu sendiri,” tandasnya.
DItambahkannya, dari 63 desa yang ada di Kabupaten Balut, belum ada satupun yang buat program tersebut, kecuali Desa Dungkean.
“Karenanya saya berinisiatif sebagai kepala Puskesmas Bangkurung untuk melakukan pemberdayaan peduli sehat di setiap desa, khususnya di wilayah kerja saya, dan untuk pertama kali di Desa Dungkean. Disamping itu juga sebagai upaya kita mendukung visi pemerintah Desa Dungkean menuju desa wisata, karena tidak mungkin terwujud (visi) kalau jamban saja tidak ada dan orang masih buang kotoran di sembarang tempat.” ujarnya.
Hasilnya verfikasi yang dilakukan oleh Tim Konselin Dinas Kesehatan PP dan KB Balut, sambung Harto, 100 persen keluarga sudah memilki jamban keluarga, hingga Desa Dungkean mempersiapkan diri menuju deklarasi sebagai desa Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan). RM