Agrovaria Lovepink : SADARI bersama, Bukan Hal Tabu Mengenali Kanker Payudara

79424FDD-201A-42CC-99F0-CA59FC005D40

 

JAKARTA – Kanker payudara memang menjadi momok. Tidak hanya mengancam kaum wanita, laki-laki juga berpotensi terserang penyakit yang sama. Namun potensi itu dapat dicegah dengan mengetahui gejala-gejala kanker payudara sedini mungkin.

“Pentingnya kita melakukan deteksi dini, semakin cepat gejala terdeteksi, semakin besar peluang kanker payudara dapat disembuhkan. Sementara hanya 27% penderita sembuh jika sudah stadium lanjut,” ungkap Amiek pembicara dari Yayasan Daya Dara Indonesia dalam Agrovaria Lovepink yang diselenggarakan Astra Agro bekerjasama dengan Lovepink dalam webinar Breast Cancer Awareness yang diadakan secara virtual dengan peserta yaitu masyarakat maupun karyawan yang terkait dengan peran dan fungsi kesehatan. Mereka ada yang tengah bertugas di area Sumatera, Kalimantan maupun Sulawesi. Kegiatan tersebut berlangsung sejak tanggal 7 Juni – 10 Juni 2021.

Ia menuturkan bahwa masyarakat harus semakin aware terhadap kanker payudara, karena sampai saat ini penyebab kanker payudara masih belum diketahui secara pasti. “Ini merupakan kesadaran bersama, karena laki – laki juga berpotensi terserang kanker payudara meskipun rationya lebih kecil,” tambahnya.

Menurut data, 1 dari 8 wanita berpotensi terdiagnosa kanker payudara, sedangkan pria 1 banding 880. Bahkan, pada laki – laki kanker payudara biasanya terdeteksi ketika sudah stadium lanjut.

Supaya kita bisa mengetahui tanda-tanda penyakit ini, maka perlu dilakukan SADARI dan SADANIS. SADARI atau Periksa Payudara Sendiri merupakan kegiatan pemeriksaan payudara secara mandiri. Sementara SADANIS adalah pemeriksaan payudara secara klinis.

“Tidak perlu mału dań tabu mengenali payudara sendiri, seperti apakah payudara terdapat benjolan, mengeras, berubah bentuk, mengeluarkan cairan dan lain sebagainya,” lanjutnya.

Selain itu potensi kanker payudara bisa dicegah dengan mengontrol faktor risiko, seperti menerapkan pola makan yang sehat, istirahat yang cukup, mengendalikan berat badan dan aktif bergerak, serta mengelola stres.

“Menghindari merokok, konsumsi alkohol, dan produk dengan kandungan pemanis buatan, pengawet, perasa, dan pewarna (4P) juga merupakan tindakan pencegahan potensi kanker,” lanjutnya.

Fenny Sofyan, Manager Communications dan Investor Relations Astra Agro dalam sambutannya menyampaikan bahwa program awareness Kesehatan merupakan giat yang dilakukan Astra Agro secara rutin. “Pada tahun ini, Astra Agro fokus pada awareness kanker payudara,” ungkapnya.

Melalui Program ini Astra Agro mengadakan kegiatan SADARI massal dengan membekali kader – kader posyandu yang menjadi binaan Astra Agro di seluruh area Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. “Dengan demikian, diharapkan lebih banyak masyarakat yang dapat mendeteksi kanker payudara lebih cepat sehingga dapat mendapatkan penanganan yang lebih cepat lagi,” katanya.

“Program ini juga merupakan bentuk kepedulian Astra Agro kepada perempuan dilingkungan kebun Astra Agro,” tambahnya.

Sementara itu, Pratiwi, Ketua Posyandu Kelurahan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan yang harus diperdalam. Pasalnya, pada tahun 2006, Pratiwi pernah mengidap tumor payudara pada tahun dan berhasil sembuh. “Alhamdulilah, semua support dari keluarga dan rekan-rekan,” katanya.

Ia merasa sangat terbantu dengan penyuluhan kanker payudara dari Astra Agro dan Lovepink ini. Ia berpesan agar kegiatan penyuluhan kanker payudara ini dapat lebih sering dilaksanakan. “Kami yang di pedesaan ini sangat membutuhkan hal ini,” ujarnya.

Sejalan dengan Pratiwi, Siti Hadja, Kader Posyandu Desa Mastasari, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat menyampaikan rasa terima kasih atas adanya kegiatan ini. “Kami merasa sangat dibimbing dan ditambah pengetahuan tentang kanker payudara,” ungkapnya.

Prana salah satu penggiat Lovepink dan survivor kanker menyampaikan rasa bahagia bisa saling berbagi dalam kegiatan ini. “SADARI ini penting, karena masih banyak tanggapan yang salah tentang pengobatan kanker secara medis. Banyak yang memilih pengobatan alternatif, ketika semakin parah baru datang ke dokter,” ungkapnya.

Prana melanjutkan saat ia dinyatakan mengidap kanker payudara tahun 2016 lalu, peran serta keluarga dan rekan-rekan juga menjadi sistem supportnya untuk sembuh sehingga saat menjalani proses pengobatan tidak menjadi berat. “Ingat, jika merasa ada yang tidak beres saat lakukan SADARI segera periksakan ke dokter, ini bukan hal yang tabu,” tutupnya.*

Pos terkait