Empat Ribu Pengungsi Ditampung di Asrama Haji Makassar

CED71ACE-504D-45AE-8774-626E8EF10565

MAKASSAR, MERCUSUAR – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan kepeduliannya terhadap korban gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah. Ada ribuan pengungsi asal Sulteng yang telah ditampung Pemprov Sulsel di Makassar dan kota-kota di sekitarnya. Total ada empat ribu korban gempa dan tsunami asal Palu, Sigi, dan Donggala, yang telah ditampung di Asrama Haji Sudiang, Makassar. Data terakhir dari Dinas Sosial Sulsel menyebutkan tersisa 620 pengungsi di Asrama Haji Sudiang. Sementara sebagian besar lainnya telah difasilitasi menuju Pulau Jawa.
Selain ditangani oleh Pemprov Sulsel di Asrama Haji Sudiang Makassar, pengungsi lainnya mendapat penanganan dari relawan, kelompok masyarakat, dan organisasi massa di Makassar dan sekitarnya.
Informasi dihimpun, untuk menuju Makassar, rombongan pengungsi asal Sulteng bisa melalui jalur udara, laut, dan darat. Namun, kebanyakan memilih melalui jalur udara karena relatif cepat, yakni hanya satu jam. Jalur udara dimaksud adalah pemberangkatan dari Bandara Mutiara SIS Aljufri Palu menuju Lanud Hasanuddin di Maros dengan pesawat Hercules. Sekali penerbangan bisa mengangkut 250 orang. Tiba di Lanud Hasanuddin, penumpang sudah ditunggu oleh bus yang disiapkan Pemprov Sulsel. Bus kemudian menuju Asrama Haji Sudiang. Di sini, pengungsi akan didata terlebih dahulu oleh petugas dari dinas sosial, baik untuk mereka yang mau tinggal sementara di asrama, maupun memilih tinggal bersama keluarga. Dinas bahkan memfasilitasi membantu menghubungi pihak keluarga untuk menjemput.
“Ada yang memilih tinggal saja dulu bersama keluarga, seperti di Makassar atau di Kabupaten Gowa,” kata pegawai Dinas Sosial Sulsel, Askar kepada Mercusuar di Makassar, pekan lalu. Pengungsi asal Palu memilih mengungsi sementara untuk menghilangkan trauma pasca gempa dan tsunami.
Namun, tidak sedikit warga Palu dan sekitarnya yang tidak mampir di Asrama Haji Makassar, dan langsung menuju keluarga atau kerabat.
Faisal (40), warga Palu yang ditemui di Bandara Mutiara Palu mengaku menuju Makassar untuk menjemput anggota keluarga yang dirawat di salah satu rumah sakit di Makassar. Faisal adalah korban selamat dari gempa bumi dan likuefaksi pada Jumat, 28 September 2018 lalu. Ia tinggal di Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu.
Sementara itu, mereka yang tinggal di luar asrama haji juga mendapatkan bantuan sembako, seperti beras, dan makanan penunjang lainnya. Aparat kepolisian di Makassar juga sangat membantu dalam pendistrisbusian logistik tersebut.
Para relawan yang menampung pengungsi juga menyiapkan dapur umum. Kepedulian pemerintah dan warga Sulsel juga nampak pada spanduk di jalan-jalan Kota Makassar, baik spanduk keprihatinan dari instansi pemerintah, maupun kelompok masyarakat.
Informasi terakhir Penanggulangan Korban Bencana Gempa Bumi, Tsunami dan Likuefaksi Sulawesi Tengah pada Posko SATGASGABPAD, Senin (15/10/2018) malam menyebutkan masih ada korban yang ditemukan pada pembersihan puing-puing bangunan. Informasi yang diteruskan Humas Pemprov Sulteng, jumlah korban meninggal yang sudah ditemukan dan dievakuasi berjumlah 2.100 korban. Korban luka-luka 4.612 orang, korban dilaporkan hilang 680, korban tertimbun 152.
Sementara rumah rusak sebanyak 68.451, dan penduduk mengungsi 78.994 jiwa. DAR

Pos terkait