PALU, MERCUSUAR – Ikatan Wanita BRI (IWABRI) bersama dengan Yayasan Baitul Maal BRI, dan Yayasan Sosial Jiwa Ramah Sesama (JSM) mengunjungi Pondok Pesantren Hidayatullah di Jalan Trans Sulawesi Tondo, Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Senin (21/1/2019).
Dalam kunjungan itu, rombongan IWABRI dipimpin langsung Istri Direktur Utama PT BRI (Persero), Jenny Rachman Suprajarto dan istri – istri direksi BRI lainnya. Dalam kunjungan itu Jenny Rachman menyerahkan bantuan berupa pembangunan ruang kelas Pondok Pesantren Hidayatullah yang rusak saat terjadi gempa dan tsunami di Palu pada akhir September 2018 lalu.
Selain itu, turut diserahkan bantuan dari Yayasan Baitul Maal BRI yang diserahkan Pemimpin Cabang BRI Palu selaku ketua YBM Palu, Wahib Gunadi kepada ketua Yayasan Hidayatullah.
Ketua IWABRI, Jenny Rahman Suprajarto mengatakan pemberian bantuan dari keluarga besar dan pekerja BRI sebagai bentuk solidaritas antar sesama, dimana pada September 2018 masyarakat Kota Palu mengalami bencana alam. BRI hadir sejak hari ke-3 pascagempa terjadi di Palu dan langsung menyalurkan bantuan sembako, selimut, tenda dan kebutuhan lainnya dalam masa tanggap darurat. Bahkan, dirinya dan suaminya hampir tidak bisa kembali ke Jakarta karena tidak ada jadwal penerbangan regular karena masih masa darurat bencana.
Pemimpin Cabang BRI Palu, Wahib Gunadi selaku Ketua Yayasan Baitul Maal (YBM) BRI Palu, mengungkapkan sumber dana YBM berasal dari potongan gaji dan tantiem pekerja BRI di seluruh Indonesia dan penyalurannya diperuntukkan untuk kegiatan sosial seperti penyediaan sembako, pembangunan sarana Pendidikan dan rumah ibadah.
Dijelaskan Wahib, sejak terjadi bencana di Kota Palu dan sekitarnya BRI telah menyalurkan bantuan sebesar Rp1,4 miliar dalam bentuk program bantuan peduli bencana YBM selama masa tanggap darurat. Selain itu, bantuan pemulihan tempat ibadah sebanyak lima titik senilai Rp1 miliar.
Wakil Walikota Palu, Sigit Purnomo Said mengapresiasi pemberian bantuan dari IWABRI, YBM, dan JSM terutama untuk pembangunan saran Pendidikan karena ada 174 bangunan sekolah di Palu mengalami kerusakan karena gempa yang terjadi lalu. Sedang bantuan dari pemerintah untuk membangun kembali bangunan yang rusak memerlukan waktu yang lama karena terkendala anggaran yang terbatas.
Rangkaian kegiatan ini diakhiri dengan pemberian secara simbolis bantuan kepada ketua Yayasan Hidayatullah, penyerahan paket sembako kepada masyarakat kurang mampu, dan peletakan batu pertama pembangunan ruang kelas Pondok Pesantren Hidayatullah. HAI