HARI ini, Kamis, 1 September 2022, Harian Mercusuar genap berusia 60 tahun. Koran ini menjadi salah satu surat kabar tertua di Indonesia yang masih bertahan hidup.
Memperingati ulang tahun kali ini, tidak semarak seperti tahun-tahun lalu. Misalnya, ada jalan santai berhadiah. Kegiatan intern karyawan, dan lainnya.
Tetapi satu kegiatan yang tak pernah ditinggalkan, anjangsana ke panti-panti asuhan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kegiatan untuk berbagi dengan anak-anak panti asuhan wajib untuk dilakukan.
Memperingati HUT ke-60 kali ini, Mercusuar bekerja sama dengan PT Astra Agro Lestari (AAL) mengunjungi tujuh panti asuhan, Rabu (31/8). Tim dipimpin Wakil Pemimpin Umum Mercusuar, Temu Sutrisno bersama Pemimpin Redaksi, Tasman Banto.
Ada pula Kartini Nainggolan, Khairuddin Tanjung, Rustam, dan Kahar. Pagi kemarin, tim bergerak meninggalkan kantor di Jalan Yos Sudarso membawa sembako ke Jalan Hangtuah di Panti Asuhan Putri Aisyiyah lalu ke PA Dhuafa.
Setiap panti diserahkan satu paket sembako berisi beras lima karung kecil, gula pasir, minyak goreng, dan dua rak telur ayam.
“Kami datang membawa paket sembako ala kadarnya dalam rangkaian HUT ke-60 Harian Mercusuar. Bantuan sembako ini kerja sama dari Mercusuar dengan PT Astra Agro Lestari. Ini adalah wujud kepedulian kami dengan anak-anak di panti asuhan,” kata Tasman Banto di PA Wali Songo.
Anak muda yang menerima kami tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Ia malahan kemudian mengingatkan, tahun-tahun sebelumnya juga Mercusuar datang membawa sembako untuk anak-anak panti.
Dari PA Wali Songo tim melanjutkan ke PA Nurul Falah. Pengelola dan sejumlah anak panti meyambut gembira kedatangan kami. Pengelolanya kemudian bercerita, pendiri Harian Mercusuar, Rusdy Toana (almarhum) ia kenal dekat. Sebab, almarhum bersama almarhun Ishak Arief mendirikan PA Nurul Falah. Dari Nurul falah, rombongan bergerak ke Panti Imanuel GKST jl. Hasanuddin.
Di PA Nurul Iman di Jalan Dewi Sartika, lain lagi. Seorang ibu yang menjadi pengelolanya, kenal dekat dengan pimpinan Mercusuar, Tri Putra Toana.
“Pak Tri itu sejak SD, SMP sama-sama sekolah. Kemudian ketemu lagi di Universitas Tadulako, satu fakultas. Bahkan, kami masih ada hubungan keluarga,” katanya.
Anjangsana diakhiri di PA Baitul Yatimaat di kompleks Alkhairaat. Kami diterima pengelolannya, Hj. Nurhayati Hasan. Usai penyerahan sembako, masih sempat bercerita di teras rumah, kebetulan ada serumpun pohon pisang di halaman yang cukup menarik.
Satu tandan buah pisang itu berwarna kuning emas. Tetapi Nurhayati bilang itu, pisang itu belum masak. Memang buahnya berwarna kuning bersih. Dan, kami pun diberi anakan pohon pisang itu untuk ditanam di lahan masing-masing dekat rumah. Bahkan, Kartini Nainggolan diberi satu tandan pisang jenis itu yang sudah masak. MAN