100 Relawan PMI Sulteng Ikut Pelatihan

images

PALU, MERCUSUAR – Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Sulawesi Tengah, Hidayat Lamakarate membuka on job training pada apel siaga dan peringatan Hari Relawan PMI di Lapangan Pogombo, kantor Gubernur Sulteng, Senin (28/1) petang. Pelatihan itu diikuti 100 lebih relawan dari Sulawesi Tengah.

“Pelatihan ini diharapkan dapat memantik semangat kader-kader PMI untuk belajar bersungguh-sungguh sehingga dia memiliki ilmu dan keterampilan dalam menangani korban bencana alam, terutama di Palu, Sigi, dan Donggala (Pasigala) saat ini,” kata Hidayat yang juga Sekdaprov Sulteng, saat memberikan sambutannya.

Hidayat menjadi pembina pada apel siaga dan Hari Relawan PMI yang dirangkaikan dengan pembukaan on job training itu.

Ia menekankan setiap kader PMI harus memiliki kapasitas yang handal sehingga di mana saja terjadi bencana dapat diturunkan untuk memberikan pertolongan kepada siapa pun yang membutuhkannya. Apalagi, saat ini di Pasigala baru saja terjadi bencana alam, kader-kader PMI harus tampil terdepan untuk memberikan pertolongan.

“Tidak semua orang dapat mengikuti pelatihan ini. Karenanya, peserta harus benar-benar belajar untuk mendapatkan ilmu dan keterampilan menolong korban bencana,” kata Hidayat.

Ia juga mengatakan, PMI Sulteng akan membangun 2.681 rumah untuk korban di Pasigala. “Contoh rumah yang akan dibangun sudah ada di Posko PMI di Jalan Garuda, sangat bagus,” katanya.

Demo P3K

Usai apel siaga, sejumlah relawan mendemonstrasikan kemampuannya dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3) di hadapan para undangan. Tiga orang yang sedang berjalan kaki tiba-tiba terpental jatuh ditabrak seorang perempuan pengendara sepeda motor.

Tiga pejalan kaki dan pengendara motor terjatuh. Dua orang menderita luka parah dan yang lainnya luka ringan. Tak menunggu lama, dua mobil ambulans tiba di tempat kecelakaan.

Para relawan PMI dengan cekatan memberikan pertolongan pertama kepada para korban. Mereka dengan cepat menangani dua korban yang mulai kehilangan banyak oksigen.

Para relawan segera melakukan cardio pulmonary resuscitation (CPR). CPR merupakan langkah darurat untuk menjaga pernafasan dan denyut jantung seseorang.

Upaya itu dapat membantu system peredaran darah pasien dengan memberikan oksigen melalui mulut pasien dan memberikan tekanan atau kompresi pada dada untuk memompa darah. Apalagi, satu jam pertama setelah kecelakaan, adalah waktu penting untuk memberikan upaya pertolongan pertama. 

Umumnya, orang awam sering kali tidak tahu cara melakukan pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan di jalan raya. Korban kecelakaan harus segera dirujuk ke Unit Gawat Darurat (UGD) terdekat.

Demontrasi para relawan PMI itu menjadi perhatian para undangan dan peserta apel yang terdiri dari relawan dan siswa-siswi SMA. Mereka telah mempertontonkan kapasistasnya sebagai relawan yang menolong korban kecelakaan lalu lintas di jalan raya.

Cara menangani korban pingsan
Periksa respon korban dan juga pastikan korban masih bernafas atau tidak.
Pastikan mereka berada dalam posisi condong ke depan atau  miring ke satu sisi untuk memastikan jalan nafas tetap terbuka. Pindahkan mereka dengan perlahan dan hindari memutar badannya. Teruslah berbicara pada korban dengan tenang karena mereka tetap dapat mendengar, bahkan jika berada dalam kondisi tidak sadar.

Jika korban tidak bernafas maka perlu dilakukan tindakan resusitasi agar mereka bisa kembali bernafas. Hubungi UGD rumah sakit untuk memanggil ambulan dan bertanyalah cara melakukan resusitasi melalui telepon agar dapat menyelamatkan korban.

Cara menangani korban luka
Upaya pertolongan pertama jika terjadi luka adalah untuk mencegah terjadinya masalah seperti infeksi. Bersihkan luka dengan air mengalir atau air mineral kemasa. Jika ada serpihan, duri dan potongan kaca didalam luka, maka dapat dikeluarkan dengan menggunakan pinset agar terhindar dari infeksi. Jika pada luka terjadi pendarahan maka perlu memberikan tekanan pada luka dengan menggunakan kain bersih yang dilipat.

Cara menangani korban patah tulang
Pada kasus patah tulang, hindari menekan atau member tekanan secara langsung. Hindari juga untuk memberikan makanan atau minuman karena dapat mencegah terjadinya muntah jika korban membutuhkan operasi atau cedera pada kepala.MAN

 

Pos terkait