PALU, MERCUSUAR – Yayasan Wahana Visi Indonesia (WVI) menghabiskan kurang lebih 15 juta dollar AS untuk membantu pemulihan korban bencana alam gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi yang terjadi pada 28 September tahun 2018 lalu di Kota Palu, Kabupaten Sigi, Donggola, dan Kabupaten Parigi Moutong (Padagimo).
“Dua tahun telah berlalu sejak bencana, WVI salah satu organisasi yang melakukan tanggap bencana melalui Central Sulawesi Earthquake and Tsunami Emergy Response (CENTRE) dengan dukungan mitra dan donor telah memberi bantuan dengan total pengeluaran USD 15.302.416,” kata General Manager WVI Zona Sulawesi Tengan dan Maluku, Radika Pinto, di Palu, Selasa (29/9).
Ia mengatakan bantuan tersebut disalurkan kepada 46.224 keluarga dengan 176.026 total penerimaan manfaat, di antaranya 80.583 anak-anak di 240 desa di empat kabupaten/kota Palu, Sigi, Donggala dan Parigi Moutong.
“Tahun kedua program yaitu tahap rehabilitasi serta pemulihan dimulai 1 April 2019 hingga 30 Nopember 2020, pendampingan difokuskan di 14 desa di Palu, Sigi dan Donggala dengan lima sektor, yaitu hunian sementara, air, sanitasi dan kebersihan, kesehatan dan gizi, pendidikan, termasuk perlindungan anak di sekolah dan ekonomi,” jelasnya.
Ia mengatakan huntara 513 telah dibangun di Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi hasil kemitraan WVI dengan Rumah Zakat, Humanitarian Forum Indonesia (HFI) dan Dompet Dhuafa.
Radika mengatakan ada 357 bantuan perbaikan hunian di tiga kabupaten/kota Palu, Sigi dan Donggala, dan pemberian penerangan sebanyak 110 lampu darurat diberikan kepada pemilik Huntara, serta 550 orang telah diberikan pelatihan terkait bangunan aman bencana.
Radika merinci penerima manfaat disektor hunian bantuan non pangan sebanyak 80.511 orang, dengan 27.129 laki-laki dewasa, 25.565 perempuan dewasa, 14.763 anak laki-laki dan 13.054 anak perempuan.
Ia menjelaskan kebutuhan sektor air, sanitasi dan kebersihan berfokus pada tiga hal, yaitu telah dibangun 505 toilet di Huntara Sigi dan Donggala dengan konsep toilet yang ramah anak dan lansia, pembangunan tujuh sumber air dan tujuh tangki air dengan kapasitas 1.200 liter.
“Sektor kesehatan dan gizi berfokus pada penanganan balita malnutrisi, pengadaan peralatan posyandu, peningkatan kapasitas orang tua, kader posyandu, tenaga kesehatan dengan penerima manfaat 22.850 orang,” katanya.
Dibidang pendidikan dan perlindungan anak meliputi Satuan Pendidikan Aman Bencana melalui tiga pilar, yaitu membangun sekolah aman bencana, pembentukan tim siaga bencana dan edukasi terkait pencegahan dan
pengurangan bencana.
Dibidang ekonomi dan distribusi pangan meliputi penyediaan peralatan atau aset produktif, penyediaan pelatihan baik tentang literasi keuangan maupun kemampuan produksi dan pemasaran dan menghubungkan pelaku usaha ke lembaga keuangan.
“Program pertanian diberikan untuk 600 petani di Kabupaten Sigi dan program bantuan nelayan diberikan untuk 130 nelayan di Kabupaten Donggala, dengan melibatkan mitra dan pihak terkait,” katanya.
Ia memaparkan di Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pemberian modal usaha melalui mekanisme bantuan non tunai kepada 280 pelaku UMKM dengan besaran Rp 3.000.000 sampai Rp 4.000.000.
“WVI bekerja sama dengan Dinas UMKM telah membangun website (Yakumart.com) yang merupakan aplikasi pemasaran produk dan penyediaan pelatihan secara daring selama pandemi Covid-19,” jelasnya.
“Bantuan pangan hingga akhir Agustus, sebanyak 398 KK penerima, dan kedepan distribusi bantuan pangan akan dilanjutkan dengan menggunakan voucher bagi sekitar 2,600 KK,” tambahnya.
Ia menyebut pengurangan risiko bencana (PRB) diintegrasikan dengan setiap sektor terkait dan akumulasi penerima manfaat khusus di kegiatan PRB adalah 1.350 orang.
“Dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, WVI telah membantu pemberian APD kepada tenaga medis, dan melakukan sosialisasi penerapan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 bersama mitra dan pemerintah di wilayah dampingan sejak bulan Maret 2020 hingga saat ini,” tandasnya. ANT
Sumber; antaranews.com