58 Tahun Mercusuar, Bangkit Diantara Dua Bencana

16463258_10207371329752915_8990168932988319464_o

Hari ini, 1 September 2020, Mercusuar genap berusia 58 tahun. Sebuah kesyukuran, sebagai sebuah media mandiri -tanpa modal perusahaan nasional- Mercusuar tetap eksis setelah menghadapi dua bencana besar.

Setelah bencana alam 28 September 2018, Mercusuar seperti badan usaha lainnya, kini menghadapi bencana non alam, pandemi Covid-19.

 

“Alhamdulillah, Mercusuar tetap eksis dan berhasil bangkit saat Sulteng mengalami gempa 28 September. Kini kembali kita diuji dengan wabah corona. Wabah ini membuat hampir semua Negara di dunia resesi, atau setidaknya goncang perekonomiannya. Banyak badan usaha gulung tikar. Mercusuar harus menghadapi ini dengan sikap optimistis. Kita tidak boleh menyerah. Sekali lagi kita harus bersyukur, sudah tujuh bulan corona menyerang, kita masih bisa berdiri,” kata Pimpinan Umum Mercusuar Tri Putra Toana, Senin (31/8/2020).

 

Lebih lanjut diuatarakan Tri Putra, negara-negara dengan keuangan kuat seperti Amerika, Jerman, Korea Selatan, Singapura, dan Inggris jatuh dalam jurang resesi. Pelaku usaha, khususnya dibidang media di banyak negara terpengaruh kondisi tersebut.

Di Indonesia, mengutip hasil pendataan Serikat Perusahaan Pers (SPS) terhadap 434 media cetak sepanjang Januari-April 2020, 71 persen perusahaan cetak mengalami penurunan omzet dari 40% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019. Sementara 50% perusahaan pers cetak telah memotong gaji karyawan dengan besaran 2-30 persen.

Berdasarkan pendataan Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) terhadap 600 perusahaan radio di Indonesia, diketahui bahwa radio kehilangan pendapatan lewat iklan hingga 70 persen karena banyak klien radio yang tutup sementara. Radio juga tidak bisa berharap dari pendapatan kegiatan off air karena kegiatan mengumpulkan massa juga dilarang agar tidak semakin memperluas perebakan virus yang belum ada obatnya ini.

Walhasil 30 persen perusahaan media sudah melakukan pemotongan gaji, 60 persen mengurangi jam siaran, hampir semua mengurangi daya pancar serta menunda pengeluaran.

Mengutip data dari AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia) diketahui bahwa media online juga mengalami penurunan pendapatan antara 25%-80%. Dua puluh persen media online sudah melakukan pemotongan gaji dan pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR), sedangkan 15 persen menunda pembayaran gaji dengan durasi penundaan yang bervariatif.

“Kita harus mengedepankan prinsip syukur. Semakin kita bersyukur, semakin besar nikmat yang dikaruniakan Tuhan. Prinsip itu yang saya pegang dan jalankan di Mercusuar selama ini. Alhamdulillah, kita masih ada dan mudah-mudahan Allah memberikan karunia, kita makin besar,” ucapnya.

Tri Putra, mengingatkan seluruh wartawan dan karyawan Mercusuar, untuk bekerja secara profesional melayani hak informasi publik. Usia Mercusuar yang makin matang, harus makin bijaksana.

“Kita harus tunjukkan pada pembaca, pelanggan, pengiklan, kalau Mercusuar berbeda dengan media lain. Dengan usia yang makin matang, Mercusuar harus makin kritis namun bijak dan tentu saja harus mampu mengedukasi masyarakat,” kata Tri Putra.

Di tengah pandemic Covid-19 yang tak kunjung usai, Tri Putra menekankan HUT Mercusuar diperingati secara sederhana.

 “Cukup dengan menggelar doa syukur dan bakti sosial. Tidak bijak, kalau kita menggelar ulang tahun secara besar, padahal kondisi ekonomi masyarakat saat ini sedang karut marut. Mercusuar tidak boleh meninggalkan masyarakat. Kita rasakan yang mereka rasakan,” imbuh Tri Putra.

Mercusuar yang lahir dalam bentuk stensilan pada 1 September 1962 dengan nama Suara Rakyat, kini menjadi salahsatu media yang telah tersertifikasi Dewan Pers dengan 100 persen wartawannya dinyatakan kompeten. Terhitung mulai dari pimpinan umum, pimpinan redaksi, redaktur hingga reporter telah bersertifikat sebagai wartawan kompeten.

Tri Putra mengingatkan, bahwa kondisi Mercusuar saat ini tidak terlepas dari kegigihan ayahandanya almarhum Rusdy Toana dan kerja keras seluruh karyawan. “Satu hal yang harus disyukuri, Allah masih menyayangi kita dengan rahman dan rahim-Nya. Mercusuar hidup dan berkembang seperti ini karena ketentuan Allah. Saya orang yang sangat yakin dengan berlakunya kedaulatan Tuhan. Dengan kasih sayang dan campur tangan Tuhan, Mercusuar tetap eksis. Kita berusaha, Allah yang menentukan hasil akhirnya. Semua karena manajemen Allah,” tutur Tri Putra. ***

Pos terkait