PALU, MERCUSUAR – Sebuah masjid perpaduan arsitek rumah adat tambi dan Aceh mulai dibangun di Kelurahan Pengawu, Kecamatan Tatanga, Palu Barat, Sulawesi Tengah dengan biaya Rp 3,3 miliar. Masjid itu didesain dosen Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr Ing Andry Widyowijatnoko, ST, MT.
“Rancangan masjid perpaduan adat Kaili dan Aceh ini adalah pertama di Indonesia dan menggunakan bahan kayu. Di bagian bawah menggunakan beton, tetapi di bagian atas menggunakan kayu yang terdapat banyak di Palu,” kata Andry Widyowijatnoko sebelum dilakukan peletakan batu pertama oleh Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.
Menurutnya, masih sangat jarang orang melakukan pembangunan sebuah gedung menggunakan kayu. Padahal, dengan menggunakan material kayu bila sudah lama dapat diperbaharui kembali, tidak seperti bahan lainnya.
“Desain masjid ini belum pernah ada di Indonesia, semoga nanti dapat memberikan hidayah dan kenyamanan umat untuk beribadah,” katanya.
Awalnya masjid ini diberi nama Jami Nurul Hasanah, dibangun tahun 1986. Namun, 28 September 2018 roboh karena gempa dahsyat dan tsunami serta likuefaksi yang melanda Palu, Sigi, Donggal, dan Parigi Moutong.
Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah dalam sambutannya mengatakan, saat Aceh dihantam gempa dan tsunami Desember 2004, masyarakat Sulawesi Tengah ikut membantu meringankan korban saat itu. Sekarang masyarakat Aceh juga terpanggil untuk membantu masyarakat Palu yang terkena musibah.
“Itulah arti persaudaraan sebenarnya, saling membantu untuk bangkit kembali membangun daerah. Dana yang kami himpun Rp 3,3 miliar untuk membangun masjid Jami Nurul Hasanah Aceh,” katanya.
“Jangan khawatir, biaya perjalanan kami yang hampir 30 orang ke Palu, tidak mengambil dari dana yang terhimpun itu,” kata lagi Nova yang disambut tepuk tangan hadirin.
Ia juga menjelaskan, saat terjadi gempa di Palu, masyarakat Aceh bergerak cepat menghimpun dana. Bagkan, langsung dikirim tim ke Palu untuk memberikan bantuan.
Tim juga melakukan asesmen dan disepakati untuk membangun kembali masjid ini. Tim merespon kearifan lokal dan semua pihak sepakat membangun kembali masjid ini. Bahkan,masyarakat Aceh merespons dengan baik gagasan membangun masjid ini.
Ia juga mengatakan, Aceh dan Palu adalah dua daerah yang rawan bencana gempa. Karenanya, kedua daerah ini perlu selalu bekerja sama untuk melakukan mitigasi agar dapat meminimalisir kerusakan bila terjadi gempa.
Rombongan Gubernur Aceh yang mencapai 30 orang disambut semarak sampai memasuki tempat acara.MAN