Akui ada Kelemahan, Prabowo: Penerima MBG Dekati 30 Juta

Presiden RI, Prabowo saat memberikan keterangan pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (27/9/2025). FOTO: DOK. SETPRES

JAKARTA, MERCUSUAR – Presiden RI, Prabowo Subianto mengakui ada kekurangan dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah digeber sejak awal tahun 2025. Hal itu disampaikan Prabowo saat menghadiri penutupan Musyawarah Nasional VI Partai Keadilan Sejahtera di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin (29/9/2025).

Menjelang satu tahun masa pemerintahannya, pemerintah telah menyelamatkan uang Negara sekira Rp300 triliun. Uang tersebut yang selama ini digunakan untuk membiayai MBG

“Rp300 triliun inilah yang kita pakai untuk makan bergizi gratis,” katanya.

Lebih lanjut, Prabowo melaporkan, hingga saat ini penerima manfaat MBG sudah mendekati 30 juta anak dan ibu hamil. Namun demikian, dia mengakui terdapat kekurangan dalam program tersebut.

“Bahwa ada kekurangan, iya, ada keracunan makan, iya. Kita hitung dari semua makanan yang keluar penyimpangan atau kekurangan atau kesalahan itu adalah 0,0017%,” ujar Prabowo.

Prabowo lantas menceritakan Brasil membutuhkan 11 tahun untuk mencapai 47 juta orang penerima manfaat MBG. Hal tersebut, menurut dia, diceritakan Presiden Brasil.

“Mereka butuh 11 tahun, kita 11 bulan sudah 30 juta. Ada kekurangan, ada. Tapi manfaatnya sangat-sangat besar. Kita tidak bisa menduga. Kita, mungkin PKS di daerah-daerah merasakan pasti, tapi banyak elite Indonesia tidak bisa menduga bahwa anak-anak kita, rakyat kita, makan nasi pakai garam,” kata Prabowo.

“Ini kita buktikan bahwa kita bisa memberi sesuatu, memberi bantuan, memberi apa yang mereka butuh,” lanjutnya.

Pemerintah setempat telah menyatakan kasus ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Presiden Prabowo pun angkat suara soal program yang merupakan realisasi dari janji kampanyenya dahulu.

“Saya baru dari luar negeri tujuh hari, saya monitor ada perkembangan itu. Habis ini saya langsung akan panggil Kepala BGN dengan berapa pejabat, kita akan diskusikan,” kata Prabowo saat berada di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (27/9/2025).

Menurut Prabowo, hambatan dan rintangan dalam menyukseskan program ini sudah tentu ada. Mengingat, program MBG menyasar jutaan anak se-Indonesia.

“Untuk memberi makan sekian juta, pasti ada hambatan, rintangan, ini kita atasi,” katanya.

Prabowo juga menyebut bahwa kejadian ini sebagai masalah besar.

“Ini masalah besar, jadi pasti ada kekurangan dari awal, tapi saya juga yakin bahwa kita akan selesaikan dengan baik,” tegas Prabowo.

Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat sebanyak 5.914 orang mengalami keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG). Angka itu merupakan data BGN per 25 September yang berasal dari tiga pembagian wilayah.

Secara rinci Wilayah I (Sumatra) mencapai 1.307 orang korban keracunan MBG, Wilayah II (Jawa) mencapai 3.610 orang, dan Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, hingga Indonesia Timur) sebanyak 997 orang.

Dihitung secara jumlah kasus, maka Wilayah I terdapat 9 kasus, Wilayah II sebanyak 41 kasus, dan Wilayah III terdapat 20 kasus.

BGN mencatat lima kasus terbesar dengan korban tertinggi berada di Kota Bandar Lampung sebanyak 503 orang, Kab. Lebong, Bengkulu sebanyak 467 orang, Kab. Bandung Barat sebanyak 411 orang, Kab. Banggai Kepulauan sebanyak 339 orang, dan Kab. Kulon Progo di angka 305 orang.

Berdasarkan grafik tren bulanan yang dicatat BGN lonjakan angka keracunan melonjak pada Agustus dan September 2025.

Pada Agustus terdapat 1.988 orang yang menjadi korban dari 9 kasus dan pada September sebanyak 2.210 orang dari 44 kasus. Angka ini mengalami lonjakan jika dibandingkan dengan data BGN per 22 September 2025 lalu.

Data BGN per 22 September mencatat sebanyak 4.711 orang mengalami keracunan MBG. Angka itu meliputi dari tiga pembagian wilayah. Yakni, Wilayah I (Sumatra), Wilayah II (Jawa), dan Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, hingga Indonesia Timur).

Secara rinci Wilayah I mencapai 1.281 orang, Wilayah II mencapai 2.606 orang, dan Wilayah III sebanyak 824 orang.

Jika dibandingkan dengan data terbaru, artinya ada lonjakan 1.203 korban keracunan dari 22 September hingga 25 September.

Sebagai pembanding, catatan Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) melaporkan kasus keracunan MBG telah memakan korban 6.452 anak (per 21 September 2025.) CNN/DTC/TMU

Pos terkait