APBN 2026 Tembus Rp3.842 Triliun, 53,87 Persen Langsung ke Rakyat

Menteri Keuangan bersama Ketua Badan Anggaran DPR RI setelah pembahasan postur APBN 2026. FOTO: KEMENKEU

JAKARTA, MERCUSUAR – Pemerintah memastikan 53,87% anggaran belanja negara akan dinikmati secara langsung oleh masyarakat, yakni senilai Rp 2.070 triliun dari total Rp 3.842,7 triliun.

Mengutip CNBC Indonesia, Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, belanja negara yang akan dinikmati langsung oleh masyarakat itu terdiri dari porsi yang ada di pos anggaran belanja pemerintah pusat, dan transfer ke daerah.

Dari porsi belanja pemerintah pusat pada 2026 yang sebesar Rp 3.149,7 triliun, ia mengatakan, Rp 1.377 triliun nya akan dinikmati masyarakat melalui berbagai program prioritas pemerintah. Sisanya, berasal dari transfer ke daerah Rp 693 triliun.

“Jadi kita punya Rp 693 triliun, tetapi kita juga punya Rp1.377 triliun yang manfaatnya langsung ke masyarakat. Jadi ini kita melihat bahwa APBN dan APBD itu adalah satu kesatuan untuk melaksanakan program-program pemerintah pusat maupun daerah,” kata Febrio di kawasan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (18/9/2025).

Anggaran yang langsung dirasakan masyarakat diharapkan menjadi data ungkit pertumbuhan ekonomi ke depan menjadi lebih cepat, dan bisa langsung dirasakan oleh masyarakat.

Menurut Febrio, pemerintah mendesain lebih lebar target defisit APBN pada 2026 dari semula dirancang senilai Rp 638,8 triliun atau setara 2,48% PDB menjadi Rp 689,1 triliun yang setara 2,68% PDB.

Pelebaran defisit terjadi karena target belanja negara naik dari semula sebesar Rp 3.786,5 triliun menjadi Rp 3.842,7 triliun. Sementara itu, target pendapatan negara naiknya sedikit dari rancangan awal Rp 3.147,7 triliun menjadi Rp 3.153,6 triliun.

Meski begitu, Febrio mengingatkan bahwa angkanya masih jauh lebih rendah dari proyeksi defisit APBN 2025 yang mencapai 2,78% dari PDB atau senilai Rp 662 triliun.

“Ini menunjukkan lagi kehati-hatian pemerintah untuk kondisi fiskal. Tetapi kita melihat kebutuhan untuk pertumbuhan ekonomi dan juga baik di pusat maupun belanja di daerah itu tetap menjadi prioritas,” tegasnya.

Berikut rincian program pemerintah yang langsung ke rakyat

1. Subsidi Energi & Kompensasi Rp 381 triliun atau 10,1% dari total belanja.

2. Makanan Bergizi Gratis Rp 335 triliun atau 8,8% dari total belanja

3. Subsidi Non-Energi termasuk KUR dan Subsidi Pupuk Rp 109 triliun atau setara 2,9% dari total belanja

4. Bantuan Pendidikan (Beasiswa PIP/KIP dan lainnya) Rp 89 triliun atau setara 2,3% dari total belanja

5. Koperasi Desa Merah Putih Rp 83 triliun atau 2,2% dari total belanja

6. Bantuan Iuran Asuransi Kesehatan Rp 69 triliun atau 1,8% dari total belanja

7. TPG/TPD untuk Non-PNS Rp 64 triliun atau 1,7% dari total belanja

8. Perumahan Rp 49 triliun setara 1,3% dari total budget

9. Kartu Sembako (BPNT) Rp 44 triliun atau setara 1,2% dari total budget

10. Program Keluarga Harapan (PKH) Rp 29 triliun atau setara 0,8% dari total budget

11. Bulog dan Cadangan Pangan Rp 29 triliun setara 0,8% dari total budget

12. Sekolah Rakyat dan Sekolah Unggulan Garuda Rp 28 triliun atau 0,7% dari total budget

13. Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Rp 25 triliun atau setara 0,7% dari total budget

14. Renovasi/Rehabilitasi Sekolah Rp 23 triliun atau 0,6% dari total anggaran belanja

15. Lumbung Pangan Rp 22 triliun atau setara 0,6% dari total belanja

16. Bendungan & Irigasi Rp 12 triliun atau setara 0,3% dari total belanja

17. Pemeriksaan Kesehatan Gratis & TB, Revitalisasi Rumah Sakit Rp 7 triliun atau setara 0,2$ dari total budget

18. Kampung Nelayan Nasional & Program Garam Rp 7 triliun atau setara 0,2% dari total belanja. CNBC

Pos terkait