PALU, MERCUSUAR-Gubernur H. Rusdy Mastura bersumpah akan memanfaatkan segala potensi untuk membangun Sulteng. Salah satu yang menjadi perhatian Gubernur, menurunkan kemiskinan hingga angka serendah-rendahnya. Hal tersebut diungkapkan Gubernur saat menerima Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulteng, Tri Putra Toana, Sabtu malam (15/10/2022).
Penurunan angka kemiskinan menurut Cudy-sapaan Gubernur Rusdy Mastura, harus dimulai dari peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM).
“Manusianya kita bangun, harus pintar, kreatif, dan inovatif. Daerah kita ini kaya, harus kita bisa olah untuk kesejahteraan seluruh masyarakat,” kata Cudy.
Dalam upaya meningkatkan IPM, Cudy menggagas pengiriman putra-putri terbaik Sulteng untuk mengenyam pendidikan ke luar negeri.
“Kita bisa kerja sama dengan Korea Selatan untuk peningkatan sumberdaya manusia. Kita kirim anak-anak kita ke sana untuk sekolah,” ujar Cudy.
Diungkapkan Cudy, diperlukan kerja keras dan kolabirasi multipihak untuk menurunkan angka kemiskinan sesuai target dalam RPJMD Provinsi Sulteng. Tingkat kemiskinan Sulteng cenderung mengalami penurunan, dari 13,06 % (403.700 Jiwa) pada tahun 2020 menjadi 12,18% (381.210 jiwa) pada tahun 2021.
Kemiskinan Sulteng berada pada urutan ke-10 tertinggi secara nasional. Di sisi lain pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah pada tahun 2021 mampu menyentu angka 2 (dua) digit sebesar 11,70%, berada pada urutan ketiga tertinggi secara Nasional dan jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Nasional yang berada pada angka 3,69%. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut idealnya berkorelasi dengan penurunan angka kemiskinan, Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan percepatan penurunan kemiskinan dalam RPJMD tahun 2021-2026 Provinsi Sulawesi Tengah, untuk mencapai target kemiskinan ekstrim sebesar 0% (nol persen) pada tahun 2024.
Beberapa langkah yang telah berjalan adalah meningkatkan kemampuan dan keterampilan usaha ekonomi masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan, memperbaiki kehidupan masyarakat melalui pemberian dan peningkatan peluang-peluang ekonomi, serta mengembangkan kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat berskala mikro dan kecil, serta mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat di Kabupaten/Kota.
Di sisi lain, IPM Sulteng naik dari 69,55 poin pada 2020 menjadi 69,79 poin pada 2021, secara relatif IPM Provinsi Sulawesi Tengah lebih rendah dibandingkan provinsi lainnya yaitu berada pada urutan ke-25 secara nasional dan lebih rendah dari capaian IPM nasional yang sebesar 72,29 poin.
Cudy menegaskan bahwa dirinya sejak dilantik bertekad memajukan Sulteng. Potret kurun setahun ini , beberapa penghargaan diberikan pemerintah pusat. Terakhir Sulteng adalah provinsi terbaik kedua pelayanan pada investasi dengan nilai Rp71 triliun.
Gubernur menyebut bahwa memajukan Sulteng dengan delapan potensi sumber daya alam, pertanian, perkebunan, perikanan mesti dengan cara berfikir yang tidak bisa standard.
‘’Ibarat Sulteng kalau rumah tangga banyak harta tanah dan lain-lain. Tapi habis kedukaan dan ada wabah di kampung. Sebagai kepala keluarga mesti berfikir bagaimana harta ini bisa dinikmati semua anak anak dan sanak keluarga yaitu masyarakat kita. Jadi mesti out of the box. Tidak bisa biasa – biasa saja. IPM mesti naik, pendapatan mesti baik, pembangunan mesti eskalatif. Jadi ini mesti PWI bisa membantu saya menjadi lokomotif pembangunan dengan informasi yang benar,’’ terang Cudy.
KEMITRAAN POSITIF PWI
Ongky, sapaan Tri Putra Toana menyebut bahwa PWI adalah mitra pemerintah. Terlebih di masa sulit krisis global, sebagai kekuatan informasi para wartawan di PWI menjadi strategis.
Untuk itu menurut Ongky, PWI dan Pemprov Sulteng perlu menjalin kemitraan positif untuk peningkatan profesionalisme wartawan.
“Tugas pers adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai itu, informasi yang disajikan harus benar, akurat, dan mendidik. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh wartawan profesional. Pemerintah dan PWI bisa menjalin kemitraan untuk peningkatan IPM Sulteng,” papar Ongky.
Keduanya juga membicarakan pentingnya tokoh – tokoh daerah mendapat apresiasi dari generasi penerus. Misalnya dengan tokoh pembentukan Sulteng Rusdy Toana, Kapten Sudarto, Azis Lamadjido, dan lainnya.
Gubernur berniat akan mengabadikan nama-nama tokoh Sulteng, di beberapa gedung yang akan dibangun. Misalnya, gedung Olahraga Rusdy Toana karena berjasa pertama kali Sulteng ikut PON di Bandung Jawa Barat sebelum menjadi provinsi.
‘’Itu kampanye pemekaran lewat politik olahraga. Bukan sekedar ikut, ingat itu,’’ tandas Cudy.*/RIL/TMU