PALU, MERCUSUAR – Wakil Gubernur Sulteng, dr. Reny A. Lamadjido bersama unsur Forkopimda dan Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Sulteng meluncurkan program bantuan pangan (banpang) beras dan minyak goreng alokasi Oktober-November 2025 untuk warga Sulteng, di halaman Kanwil Perum Bulog Sulteng, Kamis (30/10/2025).
Program tersebut dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari Surat Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) bernomor 347/TS.03.03/K/10/2025 tertanggal 14 Oktober 2025 tentang Penugasan Penyaluran Bantuan Pangan Beras dan MinyaKita untuk periode bulan Oktober–November 2025, serta Keputusan Bapanas Nomor 371 tahun 2025 mengenai Petunjuk Teknis Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah.
Bantuan tersebut akan menyasar total 233.274 Kepala Keluarga Penerima Bantuan Pangan (PBP) di Sulteng, yang bersumber dari Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) Kementerian Sosial RI.
Berbeda dari banpang periode sebelumnya yang hanya beras, pada alokasi kali ini turut ditambahkan dengan minyak goreng. Tiap PBP akan menerima total 20 kg beras (10 kg per bulan) serta 4 liter minyak goreng MinyaKita (dua liter per bulan).
Secara total, Bulog Sulteng menyiapkan stok beras untuk disalurkan sebanyak 4.665,48 ton atau sekira 4,6 juta kg, serta 933.096 liter MinyaKita. Bantuan akan disalurkan secara bertahap, ke PBP di seluruh kota dan kabupaten di Sulteng.
Wagub Sulteng, Reny A. Lamadjido dalam sambutannya menekankan program tersebut bukan hanya tentang menyalurkan bantuan komoditas pangan, tetapi juga bertujuan membangun keamanan pangan di masyarakat.
“Upaya kita tidak hanya tentang memberikan bantuan, tetapi juga membangun rasa aman dan percaya diri di masyarakat, bahwa pemerintah selalu ada memberikan perhatian,” tegas Reny.
Ia berharap, bantuan tersebut dapat turut berpengaruh pada upaya menekan inflasi, khususnya menjelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Ini harus mengantisipasi Nataru. Kami bersama Pak Gubernur (Anwar Hafid) sangat intens melakukan evaluasi terhadap inflasi. Karena kalau kita tidak jor-joran ini bisa-bisa inflasi nanti bisa tidak sehat Kalau inflasi tidak sehat maka rakyat menjerit,” tutur Reny.
Pemimpin Wilayah (Pimwil) Perum Bulog Kanwil Sulteng, Jusri melaporkan pihaknya saat ini tengah memiliki stok beras sekira 21.000 ton yang tersebar di sejumlah 14 kompleks gudang se-Sulteng. Stok tersebut siap disalurkan pada program banpang alokasi Oktober-November 2025.
Jumlah tersebut, kata Jusri, masih akan bertambah karena beberapa daerah masih akan melaksanakan panen, serta adanya tambahan 6.000 ton dari Sulawesi Selatan. Ia menegaskan pihaknya selalu siap melakukan penyerapan beras dari petani lokal, selama memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
“Kami siap membeli. Jangankan pada masa panen, di luar masa panen kami juga diperintahkan membuka pembelian beras petani yang ada se-Sulteng. Selama kualitasnya sesuai dengan standar Bulog, pasti kami beli,” ujar Jusri. IEA
 
									 
													





