PALU, MERCUSUAR – Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tengah menjadi inisiator pelaksanaan Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Sulampua Triwulan II tahun 2025. Rakorwil ini mengangkat tema “Peta Jalan Industri di Wilayah Sulampua”.
Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Pogombo Kantor Gubernur Sulteng dan dihadiri oleh seluruh perwakilan pemerintah daerah di Wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua, pada Kamis (15/5/2025).
Rakorwil Sulampua bertujuan untuk meningkatkan sinergitas dan kolaborasi Pemerintah daerah se-Sulampua dan stakeholder daerah, dalam menata peta jalan industri yang lebih baik, sehingga menghasilkan rekomendasi kebijakan demi Kesejahteraan masyarakat.
Wakil Gubernur Sulteng, Reny A Lamadjido dalam sambutannya mengatakan, Sulawesi Tengah menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi di Kawasan Sulampua.
Berdasarkan data tahun 2024, Sulteng menyumbang 17,08 persen dari total Produk Domestik Regional Bruto Sulampua. Angka ini membuat Sulteng menjadi kontributor terbesar setelah Sulsel.
Pertumbuhan ini didorong oleh sektor industri, karena di Sulawesi Tengah memiliki kawasan industri yang berada di Morowali dan Morowali Utara.
“Sulawesi Tengah memiliki Potensi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Pertumbuhan ekonomi Sulteng dalam 5 tahun terakhir telah menunjukkan kemampuan yang signifikan, dengan Laju pertumbuhan yang mencapai 9, 89 persen yoy pada tahun 2024, dan melampaui pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Reny A Lamadjido dalam sambutannya.
Menurut Reny, kontribusi sektor industri pengolahan, terhadap PDRB Sulteng tercatat lebih dari 38 persen yang didorong oleh lonjakan nilai ekspor dari komoditas Baja, Besi dan Nikel.
Dengan adanya pengembangan lebih lanjut dari sektor industri ini, bertujuan untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan mengurangi ketergantungan pada sektor tradisional.
“Dibalik pertumbuhan ekonomi yang menonjol belakangan ini, Sulteng juga menghadapi tantangan yang perlu dihadapi secara kolektif. Salah satunya adalah memastikan manfaat Pertumbuhan Ekonomi dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat,”jelas Reny.
Selain itu, Reny juga menjelaskan bahwa sangat penting untuk mendorong keterhubungan antar sektor ekonomi agar dapat menciptakan sinergitas yang optimal dan berdaya saing.
“Sulteng bisa memaksimalkan potensi Ekonominya, sekaligus menghadirkan Kesejahteraan yang merata bagi masyarakat,” katanya.
Reny berharap, Rakorwil bisa menghasilkan rekomendasi yang dapat digunakan untuk pengambilan kebijakan Pemda yang muaranya demi kesejahteraan masyarakat.
Pada Rakorwil itu, Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Selatan yang juga Koordinator Wilayah BI Sulampua, Rizki Ernandi Wimanda memaparkan perkembangan Ekonomi di Salampua.
Rizki Ernandi Wimanda juga bertindak sebagai moderator untuk kegiatan dialog yang menghadirkan dua narasumber yakni Direktur Eksekutif Bidang Strategi dan Kebijakan Dewan Ekonomi Nasional, Gaffari Ramadhan, serta Direktur Pembangunan Wilayah Timur BAPPENAS, Ika Retna Wulandary.
Gaffari Ramadhan memaparkan soal Peran Sulampua dalam Indonesia Emas 2045, sementara Ika Retna Wulandary memaparkan terkait Potensi ekonomi dan rekomendasi akselerasi Sulampua.
Rakorwil Sulampua menghasilkan sejumlah rekomendasi dan usul tindak lanjut yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. HAI/*