PALU, MERCUSUAR – Inilah cara Komandan Korem 132/Tadulako, Brigjen TNI Farid Makruf menggelar coffee morning dengan wartawan di Rumah Makan Sauna Alam Pratama, Jalan Munif Rahman, Kabonena, Sabtu (8/8). Bukannya duduk mengobrol sambil menyeruput kopi, kecuali sebanyak 30 lebih jurnalis diadu ketangkasan menembak.
“Juara pertama, kedua, dan ketiga saya beri hadiah. Nanti jurinya teman-teman dari Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin) Sulteng,” kata jenderal bintang satu yang baru beberapa minggu bertugas di Sulteng.
Para jurnalis pun oke saja mengikuti ajakan Danrem. Padahal, kegiatan ini baru pertama kalinya untuk dilakoni. Setelah mendapat penjelasan dari Sekretaris Perbakin Sulteng tata cara menembak, Danrem langsung membidik sasaran dengan tepat.
Saya berada di posisi kedua setelah Amar Sakti, teman sekantor di Mercusuar di tahap awal. Setiap tahap terdapat tujuh jurnalis yang menembak. Setiap wartawan diberi tujuh peluru untuk menembak lima sasaran.
Dor …dor … dor … bunyi tembakan mulai terdengar begitu ada perintah tembak. Hanya beberapa menit lima sasaran yang berjarak 18 meter saya jatuhkan. Tetapi Amar lebih duluan menjatuhkan sasaran tembak. Ya, karena senjata yang digunakan tak perlu mengisi peluru secara manual seperti senjata yang saya gunakan.
Meski baru pertama kali mencobanya, ada rasa puas. Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palu, Muh Iqbal, Abdee Mari, dan teman-teman lainnya juga tembakannya kena sasaran semuanya. Begitu pula dengan teman-teman jurnalis perempuan. Kartini Nainggolan, Sarifah, dan Faradiba malah bilang jadi ketanggihan menembak karena lima sasarannya kena tembak.
Tetapi teman jurnalis lainnya yang akrab dipanggil Bogel, sedikit kecewa. Tidak satu pun sasaran yang dibidiknya tersentuh peluru. “Bagaimana mau tersentuh peluru, beberapa kali saya tarik pelatuk senjata tidak mau bunyi. Sampai habis waktu senjata saya tidak berfungsi, macet,” katanya disambut gelak tawan jurnalis lainnya.
“Ini sensasi yang sangat luar biasa, mendapat kesemptan pertama kalinya menembak. Kita ini rata-rata belum pernah menembak, bagaimana kita harus menyesuaikan diri dengan peralatan. Semoga kegiatan seperti ini berkelanjutan untuk membangun sinergitas dengan Korem dan perbakin,” kata Abdee Mari.
Brigjen TNI Farid Makruf memenuhi janjinya. Juara pertama Irwan K Basir, juara kedua Jamal, dan juara ketiga Arsandi diberi hadiah. Malahan, di atas podium ketiganya juga dikalungi medali, bagai pemenang pertandingan resmi.
Danrem Tadulako ini sangat akrab dengan jurnalis. Coffe morning menjadi upaya menjaga hubungan harmonis dengan jurnalis dari berbagai media di Palu.
“Kami ingin mengakrabkan diri dengan jurnalis dengan selalu bertatap muka melalui berbagai kegiatan seperti kegiatan latihan menembak hari ini,” kata Brigjen Farid Makruf. Ia adalah mantan Penerangan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) ketika masih berpangkat Kapten.
Menurut dia, peran jurnalis dalam mengabarkan informasi kepada khalayak baik melalui media cetak maupun elektronik cukup penting khususnya di wilayah Sulteng.
Menurutnya, sinergi antara Korem 132/Tadulako dengan jurnalis penting selalu terjaga agar tugas-tugas TNI dalam melayani dan mengabdi kepada masyarakat dan negara terutama menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dapat diketahui khalayak.
“Karena saya sadar betul apa yang dilakukan oleh kami (Korem 132/Tadulako tidak akan berarti apa-apa jika tanpa teman-teman jurnalis,” ucapnya.
Dalam kegiatan latihan dan lomba menembak di lapangan menembak Perbakin Sulteng itu ia menyatakan dukungan berkomitmen akan memajukan olahraga menembak di Sulteng.
“Sehingga atlet-atlet di Perbakin Sulteng mampu bersaing di tingkat nasional. Olehnya sinergi dengan pihak-pihak yang terkait penting kita bangun. Tidak bisa hanya dengan dukungan kami saja,” katanya.TASMAN BANTO