Covid di Sulteng Meledak, Berpotensi Tingkatkan Kematian

adisasmito

 PALU, MERCUSUAR – Kasus Covid-19 di Sulawesi Tengah meledak. Hari Selasa kemarin dilaporkan yang terpapar bertambah 252 orang yang terbanyak di Poso sebanyak 62 orang disusul Banggai 50 orang, Palu 44 orang, dan Parigi Moutong 40 orang.

Sementara yang sembuh bertambah 102 orang yang tersebar di Palu 47 orang, Bangkep 29 orang, Tojo Unauna 11 orang, Sigi dan Poso masing-masing 6 orang, dan Donggala 3 orang.

Lalu yang meninggal pun bertambah 9 orang tersebar di Tojo Unauna 3 orang, Tolitoli 3 orang, Donggala, Palu, dan Banggai Laut masing-masing satu orang. 

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, menyayangkan secara nasional kasus harian Covid-19 yang terus meningkat bahkan menembus 10.000 pasien per hari.

“Mengapa saya katakan berat? karena penambahan kasus harian Ini berimbas negatif pada efektivitas penanganan Covid-19 di negara kita. Sebagai contoh, penambahan kasus positif harian berimbas pada meningkatnya keterisian tempat tidur di rumah sakit dan bertambahnya beban para petugas kesehatan. Hal ini secara langsung dapat berdampak negatif pada keseluruhan usaha penanganan atau treatment di rumah sakit tersebut,” ujar Wiku dalam konferensi pers, Selasa (12/1/2020).

Menurutnya, bila kasus positif meningkat dan menyebabkan kasus rumah sakit penuh maka sangat berpotensi menaikkan angka kematian akibat Covid-19.

“Sistem kesehatan kita akan lumpuh. Apabila sistem kesehatan kita lumpuh, hal ini tidak hanya merugikan penderita Covid-19 semata, namun juga masyarakat umum yang membutuhkan perawatan akibat penyakit lain selain Covid-19, utamanya mereka yang membutuhkan pelayanan kesehatan esensial seperti penderita penyakit paru dan jantung,” ujarnya.

“Apabila rumah sakit di Indonesia semakin meningkat keterisiannya, maka penanganan penyakit penyakit tersebut juga dapat menurun sehingga angka kematian di Indonesia bisa meningkat bukan semata-mata karena Covid-19 namun juga karena penyakit-penyakit lain yang tak dapat ditangani akibat penuhnya rumah sakit,” ujarnya.

Sebagai informasi, kasus kematian akibat virus corona kembali mencetak rekor tertinggi, di tengah kondisi rumah sakit yang semakin penuh dan kurangnya tenaga kesehatan.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Selasa (12/1/2021) hingga pukul 12.00 WIB, kasus meninggal akibat Covid-19 bertambah 302 orang dan memecahkan rekor kasus kematian harian tertinggi. Dengan pertambahan ini maka total kasus meninggal menembus 24.645 orang.

Pada hari ini, kasus positif Covid-19 bertambah 10.047 pasien. Dengan begitu, total kasus konfirmasi positif Covid-19 menembus 846.765 orang.

Lansia Divaksin

Sementara itu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan masyarakat Indonesia berusia lanjut atau lansia dapat diberi vaksin Covid-19 pada Maret mendatang. Dia menjelaskan, lansia termasuk kelompok yang akan menerima vaksin pada tahap 2B, yakni setelah tenaga kesehatan pada tahap pertama dan para petugas publik pada tahap 2A.

“Ini agak berbeda dengan banyak negara lain, karena negara lain ada sebagian besar menaruh lansia dulu baru petugas publik. Dengan reason yang sama tadi, dengan alasan kemanusiaan,” kata Budi dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa, 12 Januari 2021.

Tahap 2A mencakup 17,4 petugas publik. Kata Budi, para petugas publik adalah mereka yang dalam tugasnya sehari-hari bertemu dengan banyak orang. Adapun tahap 2B mencakup orang-orang berusia lanjut atau lansia yang jumlahnya diperkirakan 21,5 juta jiwa.

Budi berujar, lansia adalah kelompok rentan yang memiliki kemungkinan tinggi meninggal jika sampai terpapar Covid-19. Namun vaksin Sinovac yang sudah ada di Indonesia saat ini baru dapat digunakan untuk orang-orang berusia 18-59 tahun.

Dia pun berharap vaksin Pfizer BioNTech dan AstraZeneca yang akan datang pada April nanti dapat digunakan untuk orang-orang berusia lanjut berdasarkan hasil uji klinis.

“Jadi untuk petugas publik dan lansia sekitar bulan Maret April,” kata dia.

Jika pemberian vaksin Covid-19 untuk tenaga kesehatan, petugas publik, dan lansia sudah rampung, Budi mengatakan vaksinasi masyarakat umum dapat dimulai akhir April atau awal Mei mendatang.

Adapun pemberian vaksin Covid-19 untuk tenaga kesehatan disebutnya akan dimulai pada pekan ini. Rabu besok, 13 Januari 2021, Presiden Joko Widodo dan para menteri juga akan menerima suntikan vaksin virus Corona.

Budi mengatakan ada 1,48 juta tenaga kesehatan di seluruh Indonesia yang akan menerima vaksin Covid-19 pada tahap pertama ini. Dia pun menargetkan vaksinasi tenaga kesehatan bisa rampung pada akhir Februari mendatang.

Budi mengatakan pentahapan pemberian vaksinasi Covid-19 kepada tenaga kesehatan ini sama di seluruh dunia. Sebab, para tenaga kesehatanlah yang paling berisiko terpapar Covid-19 dari pasien.

 

 

Tiba Lagi

Vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi asal Cina, Sinovac, kembali tiba di Indonesia, Selasa, 12 Januari 2021. Sebanyak 15 juta dosis vaksin tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Kedatangan vaksin ini disambut langsung oleh Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

“Kita harus bersyukur di tahap ketiga ini pemerintah telah mendatangkan vaksin untuk menambah jumlah vaksin yang nantinya akan diberikan kepada masyarakat,” kata Doni dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden.

Ini merupakan pengiriman ketiga vaksin dari Sinovac. Pengiriman pertama dilakukan pada 6 Desember 2020 lalu sebanyak 1,2 juta dosis. Pengiriman kedua dikirim sebanyak 1,8 juta. Dengan kedatangan 15 juta dosis hari ini, total Vaksin Sinovac yang sudah ada di Indonesia adalah 18 juta dosis.

Doni mengingatkan bahwa meski vaksin telah tersedia, protokol kesehatan harus tetap terus dijalankan. Ia menegaskan vaksin harus diimbangi dengan kepatuhan kepada protokol kesehatan 3M.

“Inilah yang harus dipahami kita semua bahwa vaksin harus paralel dengan kedisiplinan dan kepatuhan. Ini tidak cukup untuk diri sendiri, tetapi harus dikembangkan dan ditularkan kepada seluruh orang di sekitar kita,” kata dia.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan vaksinasi Covid-19 adalah ikhtiar pemerintah sebagai wujud kecintaan pemerintah kepada warga negaranya. Ia meminta kepada seluruh umat beragama yang sesuai dengan kriteria dan syarat kesehatan yang ditentukan, agar untuk jangan ragu mengikuti vaksinasi ini.

“Apabila nanti gilirannya sudah tiba terutama untuk umat Islam, saya ingin juga menyampaikan bahwa sudah ada fatwa halal dan suci dari Majelis Ulama Indonesia dalam hal ini sudah disampaikan oleh komisi fatwa MUI,” kata Gus Yaqut.MAN/CNB/TMP

Pos terkait