JAKARTA, MERCUSUAR – Emiten tambang pertambangan emas dan mineral, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) memperoleh fasilitas pembiayaan mencapai Rp 2 triliun.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada 23 Mei 2025, BRMS menandatangani Akta Perjanjian Kredit Sindikasi No. 10 dan Akta Perjanjian Pemberi Fasilitas Sindikasi No. 13 dengan total limit fasilitas pembiayaan sindikasi hybrid secara konvensional dan syariah maksimum sebesar Rp 2 triliun
Angka ini terdiri atas Rp 1,5 triliun untuk tranche konvensional dan Rp 500 miliar untuk tranche syariah.
Pinjaman ini memiliki jangka waktu 12 bulan sejak ditandatanganinya perjanjian kredit atau perjanjian pembiayaan musyarakah. Jenis kredit ini adalah non revolving dengan tingkat suku bunga 9,75% per tahun.
Tujuan penggunaan pinjaman ini adalah pelunasan atas fasilitas exsisting BRMS dari Bank Mega, Bank Permata, dan anak usaha yaitu PT Citra Palu Minerals dengan Bank Negara Indonesia (BNI).
“Pinjaman ini juga ditujukan untuk pembiayaan kebutuhan pendanaan guna pengembangan bisnis BRMS serta anak usaha, yaitu PT Gorontalo Minerals dan PT Citra Palu Minerals,” ujar Direktur dan Sekretaris Perusahaan BRMS, Muhammad Sulthon dalam keterbukaan informasi, dikutip Senin (26/5).
Manajemen BRMS menambahkan, fasilitas pembiayaan tersebut akan mendukung kebutuhan pendanaan perusahaan guna kegiatan pemboran tembaga di PT Gorontalo Minerals serta kegiatan konstruksi tambang bawah tanah di PT Citra Palu Minerals.
PT BRMS resmi memulai konstruksi proyek tambang emas bawah tanah di Palu, Sulawesi Tengah, pada 20 Mei 2025. Hadir dalam peresmian seluruh Direksi BRMS yang dipimpin oleh Agus Projosasmito, Direktur Utama Bumi Resources Minerals.
Turut hadir manajemen anak Perusahaan BRMS, PT Citra Palu Minerals (CPM), antara lain Damar Kusumanto selaku Direktur Utama CPM, Robert Gelson selaku Chief Underground Mining Officer beserta tim, Tutus Djama selaku V.P of Technical Service, serta Budiawan Halim selaku V.P of Underground Operations.
Hadir pula Michael Finnegan, Managing Director & Chief Executive Officer, dan Bayne Kuch, Construction Project Manager, mewakili Macmahon Indonesia kontraktor tambang di Palu.
“Pekerjaan konstruksi atas proyek tambang emas bawah tanah di area River Reef (Poboya, Palu) telah dimulai pada kuartal I 2025. Dalam waktu kurang dari 6 bulan, beberapa pekerjaan penting telah diselesaikan, seperti di antaranya konstruksi area boxcut, pekerjaan sistem dewatering & pumping, pemasangan sumber tenaga listrik dan sistem ventilasi, pembangunan kantor & fasilitas lokakarya, dan pembangunan terowongan bawah tanah sepanjang 80 meter,” kata Damar Kusumanto, Direktur Utama CPM & Chief Geologist BRMS.
Agus Projosasmito, Direktur Utama & Chief Executive Officer BRMS, berharap bisa mendapatkan sekitar 2.8 juta ounce emas dan lebih dari 6 juta ounce perak selama umur tambang di proyek tambang
emas bawah tanah tersebut.
“Proyek tambang emas bawah tanah di lokasi River Reef (Poboya, Palu) tersebut diestimasikan memiliki umur tambang selama 17 tahun, dan diharapkan mulai beroperasi pada tahun 2027,” ujarnya.MAN