JAKARTA, MERCUSUAR – Satgas Penanganan Covid-19 melakukan pemutakhiran peta risiko Corona di Indonesia. Per 24 Januari ada 92 daerah yang masuk zona merah Corona. Khusus di Sulawesi Tengah tercatat delapan daerah yang dinyatakan sebagai zona merah.
Kedelapan daerah zona merah itu adalah Poso, Donggala, Tolitoli, Morowali, Parigi Moutung, Sigi, Morowali Utara, dan Kota Palu.
Secara nasional angka di atas memang turun dibanding per 17 Januari yang saat itu ada 108 kabupaten/kota berstatus zona merah Corona.
Zona merah Corona merupakan daerah-daerah yang memiliki risiko tinggi penularan virus Corona. Data ini terus diperbarui setiap minggunya.
Sementara Juru Bicara Pusat Data dan Informasi (Pusdatina) Covid-19 Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Moh. Haris Kariming mengemukakan yang terpapar kemarin bertambah lagi 156 orang.
Dari jumlah itu terbanyak di Banggai 84 orang disusul Palu18 orang, Tolitoli 15 orang dan Poso 11 orang.
Sedangkan pasien Covid-19 yang sembuh di Sulteng bertambah 105 orang sehingga total yang sembuh menjadi 4.434 orang.
“Hari ini 105 pasien Covid-19 dinyatakan sembuh sehingga secara kumulatif total pasien Covid-19 di Sulteng yang sembuh menjadi 4.434 orang,” katanya.
Mereka yang sudah sembuh telah diizinkan pulang, namun harus menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan dan penyebaran Covid-19 agar tidak kembali terpapar.
Haris mengimbau masyarakat agar mendukung tim pengawas dinas kesehatan kabupaten dan kota di Sulteng yang melakukan penelusuran terhadap orang-orang yang pernah melakukan kontak dengan pasien positif Covid-19 dan yang paling utama menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan dan penyebaran Covid-19.
Pencegahannya dengan memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Langkah tersebut sangat penting dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran dan penularan Covid-19 di Sulteng.
Vaksinasi Penting
Sementara Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro mengatakan vaksinasi Covid-19 penting dilakukan untuk menimbulkan kekebalan kelompok (herd immunity) yang akan mendukung penurunan kasus Covid-19 di Tanah Air.
“Apa sih tujuannya menciptakan imunitas ini yaitu herd immunity atau kekebalan kelompok. Kekebalan kelompok ini sangat penting untuk menurunkan risiko terjadinya wabah ini, jadi agar wabahnya cepat selesai,” kata Reisa saat dihubungi ANTARA, Selasa (26/1).
Reisa menuturkan dengan semakin banyak orang menerima vaksin Covid-19, maka makin banyak orang yang punya perlindungan spesifik atau imunitas/kekebalan terhadap virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
“Makin banyak orang kebal terhadap virusnya maka makin banyak orang yang terlindungi, sehingga akan mempercepat terjadinya penurunan kasus, diharapkan seperti itu,” ujarnya.
Reisa menuturkan jika sudah lebih dari 70 persen penduduk di dunia atau penduduk di satu wilayah memiliki kekebalan terhadap virus penyebab Covid-19, maka penularan Covid-19 tidak terjadi secepat sekarang ini sehingga semakin berkurang kasus Covid-19.
“Dan kalau misalnya sudah lebih dari 90 persen orang yang punya kekebalan maka virusnya nanti sudah bingung bisa menginfeksi siapa lagi untuk memperbanyak dirinya karena kehilangan inangnya, karena orang sudah pada kebal,” ujarnya.
Jika pun sampai terinfeksi virus penyebab Covid-19, vaksin itu akan melindungi para penerima vaksin supaya tidak sampai sakit berat.
“Jadi pasti penularannya juga risikonya akan menurun,” tutur Reisa.
Pada saat ini, Indonesia sedang melakukan vaksinasi Covid-19 gelombang pertama, yang dikhususkan untuk tenaga kesehatan, orang-orang di bidang pelayanan publik dan juga orang-orang yang bekerja berhubungan langsung dengan masyarakat.MAN/ANT