Donggi Senoro, Anak Banggai Menunggu Beasiswa Utusan Daerah

Lima siswa berprestasi asal Kabupaten Banggai penerima beasiswa utusan daerah dari Donggi Senoro. Sebelum berangkat ke Bogor untuk melanjutkan kuliah di IPB, mereka berkesempatan berkunjung ke kilang Donggi Senoro. FOTO : ISTIMEWA

Oleh : Kartini Nainggolan

Tahun 2013, PT Donggi Senoro meluncurkan program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan Gas Donggi Senoro dibidang Pendidikan melalui beasiswa utusan daerah bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Lima siswa berprestasi putra daerah berkesempatan melanjutkan kuliah di IPB dengan jurusan yang dipilih sendiri. Mereka adalah Muhammad Zulfajrin Sanggo, Fitrawati Hamada, Sunita Ayu, Yuli Ardianti, dan Fahmi Rahmayanti.

Enam tahun telah berlalu, empat penerima beasiswa yang semuanya adalah perempuan telah berhasil menyelesaikan kuliah dengan gelar Sarjana Pertanian (SP), sementara Zulfajrin tahun ini baru menyelesaikan kuliahnya.

Selama enam tahun berjalan, program beasiswa utusan daerah yang dijadikan pilot project ternyata tak lagi menunjukan ‘batang hidungnya’. Program beasiswa utusan daerah itu seolah terhenti dan tak berkelanjutan untuk siswa-siswa berprestasi lainnya yang ada di Banggai, provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).

Masih banyak anak-anak Banggai berprestasi berharap kemujuran seperti lima kakak mereka yang bisa menimba ilmu di luar Banggai dan kembali untuk membangun Banggai.

PT Donggi Senoro LNG pada 2018 lalu, kembali mendonasikan beasiswa satu tahun untuk 50 pelajar berprestasi dari keluarga kurang mampu, di Kabupaten Banggai. Namun beasiswa itu hanya untuk tingkat Pendidikan sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Sementara untuk jenjang perguruan  tinggi sudah tidak adalagi sejak diluncurkan tahun 2013.

Lima siswa berprestasi putra daerah berkesempatan melanjutkan kuliah di IPB dengan jurusan yang dipilih sendiri. Mereka adalah  (kiri-kanan)  Fahmi Rahmayanti, Yuli Ardianti, Muhammad Zulfajrin Sanggo, Fitrawati Hamada dan  Sunita Ayu. FOTO : ISTIMEWA

Zulfajrin Sanggo sebagai salah satu penerima beasiswa dari Donggi Senoro pada 2013 lalu, sedikit merasa kecewa dengan tidak adan lagi program CSR beasiswa utusan daerah seperti yang telah ia terima bersama empat rekan lainnya.

Kekecewaan tersebut sangat beralasan, mengingat begitu banyak anak Banggai berprestasi yang bisa membawa nama baik Banggai dan nantinya akan kembali untuk membangun Banggai.

Atas kekecewaan itu, Fajrin bahkan berencana melayangkan surat ke manajeman PT Donggi Senoro terkait tidak ada lagi program beasiswa utusan daerah.

Isi surat itu meminta agar perusahaan kembali membuka peluang beasiswa utusan daerah untuk calon mahasiswa di Banggai.

Menurutnya, program beasiswa utusan daerah dimaksudkan untuk mencetak pemimpin masa depan yang akan membangun Kabupaten Banggai sesuai keilmuannya.

Zulfajrin berharap jangan hanya terputus pada program di tahun 2013, namun tahun berikutnya bisa dilaksanakan lagi sehingga anak-anak Banggai memiliki semangat untuk terus berprestasi dengan harapan mendapat kesempatan kuliah ke luar yang dibiayai oleh Donggi Senoro.

Menurutnya, program beasiswa utusan daerah kemungkinan terputus akibat adanya pergantian pucuk pimpinan di Donggi Senoro. Namun kata dia, pemerintah daerah memiliki kuasa meminta kepada pihak perusahaan untuk kembali menjalankan program CSR bidang Pendidikan khususnya beasiswa utusan daerah.

Mendapatkan ilmu di luar, terutama diperguruan tinggi ternama menurut Zulfajrin sangat bermanfaat bagi anak daerah, sebab di luar sana begitu banyak kesempatan yang diberikan oleh perguruan tinggi. Seperti IPB yang memiliki banyak jaringan dan fasilitas yang cukup memadai bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuannya.

“Bukan hanya teori yang dibutuhkan seorang mahasiswa, tapi kesempatan praktek dan mengaplikasikan teori-teori . Perguruan tinggi ternama memberikan banyak peluang bagi mahasiswa untuk mempraktekkan kemampuannya, sebab perguruan itu memiliki banyak jaringan baik dalam maupun luar negeri,” ujarnya.

Zulfajrin tidak bermaksud meremehkan perguruan tinggi lokal, khususnya yang ada di Sulawesi Tengah. Namun ia mengakui bahwa peluang yang tersedia di daerah untuk mempraktekan keilmuannya masih sangat terbatas. Berbeda dengan perguruan tinggi luar yang memiliki begitu banyak jaringan.

Banyak anak-anak Banggai yang berprestasi dan bisa bersaing dengan anak-anak di daerah lain. Kemampuan perekenomian keluarga yang terbatas membuat mereka tidak memiliki kesempatan untuk melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi ternama. PT Donggi Senoro memiliki tanggungjawab untuk mewujudkan keinginan anak-anak Banggai dengan kembali melaksanakan program beasiswa utusan daerah.

 

Pansus Akan Mempertanyakan

Dra Hj Sri Indraningsih Lalusu, MBA

Anggota DPRD Sulteng Dapil Banggai, Banggai Laut dan Banggai Kepulauan, Dra Hj Sri Indraningsih Lalusu, MBA mengatakan akan mempertanyakan kepada pihak PT Donggi Senoro terkait program beasiswa utusan daerah yang terhenti.

Menurutnya, DPRD Sulteng telah membentuk Panitia Khusus (Pansus) terkait tagung jawab sosial perusahaan – perusahaan bagi masyarakat, atau yang biasa dikenal CSR. Sri Lalusu sendiri yang memimpin pansus itu.

Program CSR yang telah dilaksanakan oleh perusahaan dan tiba-tiba dihentikan akan dipertanyakan oleh Pansus penyebab dihentikannya. Sri Lalusu mengakui itu adalah hak perusahaan, namun harus ada penjelasanan yang membuat masyarakat bisa menerima alasan, apalagi sebelumnya program sudah dilaksanakan.

Sri bahkan berjanji akan mendorong perusahaan-perusahaan besar, seperi Donggi Senoro yang telah menjadikan beasiswa utusan daerah tahun 2013 sebagai pilot project untuk kembali melaksanakan program itu demi kepentingan anak bangsa, khususnya anak-anak yang berada di Banggai.***

Pos terkait