Dosen Faperta Tolak PAW Anggota Senat Untad

Dosen Faperta

PALU, MERCUSUAR- Sejumlah dosen dari Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Tadulako (Untad) Palu, menyatakan dengan tegas menolak pelaksanaan pemilihan/penggantian antar waktu (PAW) anggota senat Untad, karena dinilai tidak sesuai dengan statute (anggaran dasar) universitas tersebut.

Guru Besar Fakultas Pertanian, Prof. Dr. Max Nur Alam mengungkapkan, merujuk dari statuta Untad, untuk Fakultas Pertanian terdapat dua jurusan atau program studi (prodi) yang diakui yakni Agribisinis dan Agroteknologi. Dan perwakilan dari Agroteknologi sebagai anggota senat, sudah ada sejak lama, sementara untuk Agribisnis belum ada keterwakilannya.

Lalu, pada akhir Januari 2018 silam, Rektor Untad Prof. Dr. Ir. Muh. Basir Cyio, SE, MS melayangkan surat resmi ke prodi Agribisnis di mana isinya meminta satu perwakilan dari prodi tersebut sebagai anggota senat, setelah dilakukan pemilihan, maka dikirimkan salah seorang perwakilan yang waktu itu ditunjuk adalah Dr Alimuddin Laapo, akan tetapi tidak menerima keterwakilan tersebut dan meminta melakukan pemilihan kembali, untuk menunjuk satu perwakilan dari prodi tersebut.

“Wakil kita tidak diterima dan setahuku alasannya tidak jelas, dan kita pun diminta pemilihan ulang sedangkan kita rasa tidak ada cacatnya proses pemilihan yang kita laksanakan waktu itu. Kan yang diminta satu, lalu kita kemukakan satu orang tapi tidak diterima,” jelasnya, Selasa (19/2/2019).

Sementara, Ketua Jurusan Agribisnis Faperta Untad, Dr. Yulianti Kalaba menambahkan, saat itu dalam surat yang dikirimkan rektor terdapat beberapa penjelasan diantaranya bahwa seorang guru besar tidak bisa dilibatkan dalam proses pemilihan, lalu harus ada kartu/surat pernyataan dari yang mencalonkan, serta melakukan pemilihan kembali.

Kemudian, pihaknya melakukan konfirmasi atas surat rektor tersebut, dan kembali melakukan pemilihan dan dalam forum itu disepakati untuk kembali mengajukan Dr. Alimuddin Laapo sebagai keterwakilan dari jurusan Agribisnis sebagai anggota senat, hal itu sesuai kesepakatan pemilihan awal. Tetapi lagi-lagi keterwakilan itu tidak diterima, dan kemudian rektor menyurat lagi meminta keterwakilan jurusan untuk duduk di senat, dan akhirnya perwakilan di senat, keduanya dari prodi Agroteknologi, sedangkan dari prodi Agribisnis tidak ada.

“Inilah sesungguhnya kepincangan yang terjadi. Saat ini salah satu anggota senat dari Faperta telah terpilih sebagai dekan, dan otomatis keterwakilan sebagai anggota senat hilang, sehingga harus digantikan. Seharusnya sesuai statuta keterwakilan dari prodi Agribisnis, tetapi pada pemilihan yang dilaksanakan kembali yang mencalonkan malah dari Agrotek (Agrotekonolgi),” tambah Guru Besar Fakultas Pertanian, Prof. Dr.Ir. Hj. Marhawati, MT.

Menurut, Marhawati permasalahan ini diduga ada kaitannya dengan hasil penjaringan calon rektor Untad yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu. “Kenapa dipaksakan perwakilan Feperta di senat, dua-duanya dari Agrotek, sementara prodi yang aktif lainnya (Agribisnis) ditiadakan,” tanyanya.

Hal itulah yang membuat para dosen menolak dilaksanakannya pemilihan PAW anggota senat, karena tidak sesuai statuta Untad, karena statuta merupakan dasar dan rujukan dari segala kebijakan di universitas.

Protes dari para dosen agribisnis itu juga dituangkan dalam bentuk penulisan spanduk putih dengan tulisan warna hitam yang dipajang di depan Kantor Dekanat Faperta Untad.

Sementara itu, Rektor Untad, Prof. Dr. Ir. Muh. Basir Cyio, SE, MS, yang dikonfirmasi terkait protes tersebut mengatakan, hal tersebut (protes red.) merupakan hak setiap orang yang harus kita hargai. Namun kata dia, tidak berarti proses harus dihentikan.

” Kita hargai pendapat orang, tapi di Faperta kan bukan cuma satu orang. Pendapat yang lain juga kita hormati,” ujarnya.

Spanduk Protes Dicopot Satpam  

Usai memberikan keterangan kepada sejumlah wartawan, para dosen kemudian menghadap rektor atau perwakilan rektor di Gedung rektorat, guna mempertanyakan permasalahan tersebut. Beberapa menit, setelah para dosen pergi, sejumlah anggota satuan pengamanan (Satpam) kampus tersebut tiba di depan Kantor Dekanat Faperta, menggunakan kendaraan operasional.

Tidak lama berselang, sejumlah angota Satpam langsung mencopot spanduk berisikan protes itu, ketika ditanya mengenai pencopotan itu, salah seorang petugas mengatakan bahwa pihaknya sedang menjalankan perintah dari pimpinan.

“Maaf bu, pak, kita hanya menjalankan perintah, harap dimaklumi,” ujar pria tersebut. AMR/JEF

Pos terkait