PARIGI MOUTONG, MERCUSUAR – Selama periode tahun 2024—2025, Kabupaten Parigi Moutong (Parmout) berhasil mengekspor durian beku sekitar 6.000 ton ke pasar internasional, khususnya China, dengan nilai perputaran ekonomi mencapai Rp600 miliar.
Dengan catatan itu, Kabupaten Parmout ditetapkan sebagai tuan rumah peluncuran ekspor durian nasional ke Negeri Tirai Bambu. Hal tersebut terungkap pada Focus Group Discussion (FGD) oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) bertema ‘Dari Ladang ke Dunia: Durian Parigi Moutong Tembus Tiongkok, Transformasi Ekonomi Lewat Durian untuk Indonesia 2045’, di Auditorium Kantor Bupati Parmout, Rabu (4/6/2025).
“Tentunya, ini menandai dimulainya langkah besar menuju pasar global. Serta menjadi langkah signifikan bagi petani lokal, dalam memperluas akses pasar dan meningkatkan pendapatan,” ujar Bupati Parmout, Erwin Burase.
FGD tersebut dihadiri Gubernur Sulteng, Anwar Hafid, Sekjen Asosiasi Perkebunan Durian Indonesia (Apdurin), jajaran Forkopimda, Ketua KADIN, petani durian, para pengusaha serta pemangku kepentingan di sektor pertanian.
Erwin menyampaikan syukur dan bangga atas penetapan Parmout sebagai tuan rumah ekspor durian.
“Menjadi tuan rumah ekspor durian nasional, merupakan tonggak penting dalam perjalanan ekonomi daerah kita. Ini bukan sekadar kegiatan perdagangan, tetapi terobosan besar yang membuka peluang ekonomi secara luas,” tegasnya.
Erwin mengatakan, sebagai salah satu sentra utama durian di Sulteng, maka seluruh pihak terkait wajib membangun ekosistem durian dari hulu ke hilir. Ekosistem itu, lanjutnya, berorientasi pada kualitas dan standar internasional.
Sebab, luas lahan produktif tanaman durian di Parmout mencapai 1.461,71 hektare dengan produksi tahunan sekitar 305.419 ton.
“Durian kita harus sehat dan bersih, sehingga layak dijual ke luar. Penyakit di akar maupun lainnya tidak boleh dibiarkan. Apalagi, saat ini durian kita sudah menjadi komoditas unggulan ekspor ke China. Untuk menjaga kualitasnya, diperlukan kerja bersama,” tegasnya lagi.
Menunjang Visi Indonesia Emas 2045
Erwin juga menekankan, dalam pengembangan durian harus tetap mengacu pada peningkatan kualitas, pemanfaatan teknologi modern dalam budidaya, dan pemasaran terintegrasi.
Dengan penerapan itu, diharapkan dapat menunjang visi besar Indonesia Emas 2045. Di mana, sektor pertanian menjadi penggerak utama ekonomi lokal.
“Kabupaten Parmout kini berada di garis depan ekspor durian Indonesia ke pasar Tiongkok. Ini merupakan hasil upaya kerja sama semua pihak, termasuk para pemimpin daerah sebelumnya,” tutur Erwin.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Sulteng, Anwar Hafid juga menyampaikan komitmennya mendukung sektor pertanian melalui Program BERANI, yang mencakup sembilan pilar pembangunan inklusif.
“Dalam sembilan pilar Program BERANI itu, ada penguatan sektor pertanian, khususnya durian. Ini menjadi fokus utama kami. Nantinya, para petani akan terus didukung melalui pelatihan, penyuluhan, dan akses teknologi modern,” ujar Anwar.
Menurutnya, pelaksanaan FGD tersebut menjadi forum strategis untuk menyusun langkah konkret menghadapi tantangan global, memperluas jaringan ekspor, serta membangun sistem distribusi yang kompetitif dan berkelanjutan.
Termasuk membahas upaya kolaboratif dalam pengolahan, sertifikasi Good Agriculture Practices (GAP) dan Good Handling Practices (GHP), serta pemenuhan standar ekspor yang ditetapkan General Administration of Customs of China (GACC).
“Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi, saya yakin kita dapat menjadikan durian Parigi Moutong sebagai komoditas unggulan yang mendunia,” pungkas Anwar. AFL