TRIO pengabdi dari Fakultas Pertanian Universitas Tadulako (Untad) melakukan penyuluhan di Dusun Bulupontua Jaya, Desa Sidera, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi. Trio pengabdi adalah Dr. Ir. Muhammad Ansar, M.P, Dr. Ir. Bahrudin, M.P, dan Ir. Dance Tangkesalu, M.P.
Ketiga akademisi Untad itu memberikan penyuluhan kepada pengurus dan anggota Kelompok Tani Suka Maju I, pertengahan Agustus lalu. Kelompok tani itu sebagai mitra trio pengabdi. Mahasiswa juga sebagai pendamping turut serta dalam penyuluhan itu.
Menurut Bahrudin, pada intinya penyuluhan menekankan pada pentingnya penggunaan pupuk organik dari limbah tanaman dan ternak dalam sistem budidaya tanaman sayuran
Peranan penggunaan pupuk organik, khususnya pada tanah-tanah tropika yang memiliki karakter antara lain; tingkat kesuburan tanah alamiah yang rendah. Juga umumnya berkadar bahan organik rendah, kandungan liat dengan aktivitas mikroba yang rendah.
Selain itu, pengetahuan tentang pemilihan bahan-bahan yang akan digunakan sebagai bahan untuk pembuatan pupuk organik juga dijelaskan dalam kegiatan penyuluhan tersebut.
“Salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian dalam budidaya tanaman bawang merah adalah pengendalian hama dan penyakit tanaman yang intensitasnya cukup tinggi. Hal itu khususnya pada tanaman bawang merah masih mengandalkan penggunaan pestisida kimia yang banyak tersedia di toko-toko tani setempat,” kata Bahrudin.
Dijelaskan, penggunaan pestisida kimia secara berkelanjutan akan berdampak negatif bagi konsumen dan lingkungan hidup. Makanya harus dikurangi penggunaannya dan menggantinya dengan penggunaan pestisida alami yang berbasis bahan-bahan alami setempat.
Dalam kegiatan penyuluhan, dibeberkan tentang berbagai dampak buruk penggunaan pupuk dan pestisida kimia, baik terhadap kesehatan manusia, ternak dan musuh alami dari hama tersebut serta lingkungan hidup.
“Lewat penyuluhan itulah dijelaskan sekaligus memperkenalkan bahan-bahan alami yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pestisida alami yang tidak menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan hewan serta lingkungan hidup. Ini menjadi bagian yang sangat penting dalam kegiatan ini,” katanya.
Penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman ternyata menimbulkan dampak negative, baik terhadap manusia, hewan maupun lingkungan. Kondisi itu sudah banyak dilaporkan pada dua dekade terakhir.
Oleh karena itu, penggunaan pestisida organik (alami) harus terus didorong, bukan hanya karena alasan tersebut di atas, tetapi juga karena pertimbangan ekonomi. Sebagian besar masyarakat di Indonesia khususnya di Sulawesi Tengah, dan tersedianya bahan-bahan tersebut, hampir semua tempat petani melakukan kegiatan-kegiatan usaha taninya.
Ia menceritakan, respon para peserta penyuluhan dalam kegiatan ini cukup baik. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya peserta yang mengajukan pertanyaan terkait dengan materi yang diberikan. Bahkan, juga hal lain yang menyangkut pengalaman-pengalaman pribadi mereka dalam berusaha tani.
Pupuk dan Pestisida Organik
Selain penyuluhan, para petani juga diberikan pelatihan. Kegiatan ini meliputi teknik pembuatan pupuk organik dari limbah tanaman dan kotoran ternak sapi. Selama ini hal itu belum dimanfaatkan untuk budidaya tanaman bawang merah.
Padahal, potensi sisa tanaman dan limbah ternak sapi sangat besar terdapat di sekitar lahan para petani. Selama ini, potensi sumber daya lokal terutama limbah tanaman dan ternak belum dimanfaatkan karena pada umumnya petani belum mengetahui teknik pengolahannya.
Menurut Bahrudin, trio pengabdi menjelaskan mulai dari bagaimana memilih dan mempersiapkan bahan baku pembuatan pupuk organik dari bokashi limbah tanaman dan ternak. Juga dijelaskan bagaimana teknik produksinya agar diperoleh pupuk yang berkualitas baik.
“Juga dilakukan praktik pengamatan dan pengelolaan lingkungan yang berpengaruh terhadap kualitas hasil pupuk bokashi yang diproduksi, agar diperoleh mutu yang baik untuk diaplikasikan pada budidaya tanaman sayuran,” katanya.
Menurutnya, para peserta sangat antusias. Mereka penuh semangat mempraktikkan proses produksi pupuk organik bokashi limbah tanaman dan ternak tersebut. Dengan demikian, apa yang dipraktekkan ini dapat membantu permasalahan ketersediaan pupuk yang baik sesuai kebutuhan petani, terutama dalam memproduksi sayuran secara organik.
Teknologi LEISA
Dalam tahap kegiatan ini, merupakan demplot penerapan teknologi LEISA untuk menghasilkan bawang merah yang aman bagi konsumen dan lingkungan hidup, melalui pemanfaatan limbah pertanian secara maksimal. Kegiatan demplot ini dilaksanakan oleh kelompok mitra dan didampingi oleh staf teknis lapangan yaitu 2 orang mahasiswa dari BKU Hortikultura serta tenaga ahli dari tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan ini dirancang dalam bentuk percobaan dengan tujuan untuk menguji efektivitas pupuk dan pestisida organik yang dihasilkan dalam program pengabdian pada masyarakat Skim DIPA Fakultas Pertanian Unitad.
Keikutsertaan mahasiswa dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengontrol dan memdampingi kegiatan ini sehari-hari bersama-sama dengan petani mitra selama kegiatan ini berlangsung di lapangan. Tim pengabdi bertugas untuk melakukan suvervisi minimal sekali seminggu hingga panen. Data hasil demplot dikumpulkan dan dianalisis pada akhir kegiatan.
Menurut Bahrudin, luaran yang sudah dicapai hingga pelaporan sudah sekitar 80% dari anggota kelompok mitra telah memahami dengan baik penting pengelolaan limbah peternakan menjadi pupuk organik yang proses pembuatannya cukup sederhana, praktis, dan biayanya relatif murah, dan memberikan keuntungan dalam jangka panjang.
Setelah dilakukan pelatihan, sekitar 85% dari anggota kelompok mitra yang mengikuti pelatihan telah menguasai teknik pembuatan pupuk organik dari limbah pertanian (limbah ternak dan tanaman) yang sangat baik dipergunakan sebagai pengganti pupuk anorganik buatan pabrik yang harganya semakin mahal dan juga menimbulkan residu kimia yang berdampak negatif bagi konsumen, lahan pertanian dan lingkungan.
Setelah hampir tiga bulan kegiatan pengabdian, kegiatan itu mendapat respons baik dari para petani. Penyuluhan dan pelatihan itu dapat membantu menyelesaikan sebagian permasalahan petani. Mereka dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil bawang merahnya setelah membuka wawasan dan menambah pengetahuannya.
Pembuatan demplot tentang penerapan teknologi LEISA melalui penggunaan pupuk organik dalam bentuk bokashi pupuk kandang sapi, telah mampu dan efektif dalam memberikan contoh yang baik bagi anggota kelompok mitra, sehingga dapat dikembangkan secara mandiri dan berkelanjutan.MAN