PALU, MERCUSUAR – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mengajak umat beragama di daerah ini untuk selalu menjunjung tinggi, menghargai, dan menghormati pelaksanaan ibadah Paskah oleh umat kristiani.
“Saling menghormati, menghargai, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan menjadi dasar pembangunan harmonisasi antarsesama manusia, antarsesama pemeluk agama,” kata Ketua FKUB Provinsi Sulteng Prof K.H. Zainal Abidin M.Ag kepada Mercusuar, Minggu (4/4/2021) petang.
Menurut Zainal Abidin, ia bersama seluruh pengurus FKUB Sulteng mengunjungi jemaat Gereja Toraja Jem Sion Anutapura di Palu, kemarin.
Kunjungan itu dibingkai dalam program bertajuk “Muhibbah Kerukunan” atau cinta kerukunan. Zainal bersama pengurus disambut jemaat Gereja Toraja Jem Sion Anutapura dan Pendeta Dharma Salata.
Ia menyebut kunjungan FKUB bertajuk “Muhibbah Kerukunan” untuk memberikan penghormatan kepada umat kristiani yang sedang merayakan Paskah.
“Jemaat dan pimpinan Gereja Toraja sangat memahami dan menghargai perbedaan keyakinan di antara umat manusia,” ujarnya.
Zainal yang juga Ketua MUI Palu itu mengisahkan pernah diundang menjadi pembicara di salah satu acara di Gereja Toraja pada Ramadan beberapa tahun lalu.
“Saat itu, tidak ada satupun kawan-kawan kristiani yang hadir dalam acara itu mencicipi ‘snack’ (camilan) yang disuguhkan di dalam gereja selama saya berbicara. Hal ini sebagai bentuk penghormatan jemaat Gereja Toraja kepada umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa,” katanya.
Rektor pertama IAIN Palu itu, mengemukakan perbedaan keyakinan tidak mesti harus membuat putus persaudaraan sesama umat manusia.
“Karena kita semua akan menuju ke surganya Tuhan. Semua agama benar menurut pemeluknya masing-masing, dan yang salah jika kita menilai agama orang lain dengan menggunakan kaca mata agama kita. Oleh karena itu, marilah senantiasa kita menghargai perbedaan keyakinan di antara semua pemeluk agama dan selalu memelihara kerukunan umat beragama agar tercipta kerukunan sebangsa di negeri ini,” katanya.
Berkaitan dengan hal itu, Sekretaris FKUB Sulteng Muhtadin Mustafa mengutarakan setiap manusia mempunyai hak hidup yang sama di hadapan Tuhan dan layak mendapatkan surga.
“Sehingga tidak dibenarkan dalam agama apapun melakukan tindakan kekerasan atas nama agama apalagi sampai menghilangkan nyawa sesama manusia,” ujarnya.
Pendeta Dharma Salata berterima kasih atas kunjungan FKUB yang merupakan perwakilan semua pemuka agama ke Gereja Toraja Jem Sion Anutapura.
Kepada pengurus FKUB Sulteng, ia menuturkan bahwa Ibadah Paskah dan Jumat Agung di gerejanya dipadati oleh umat hingga membeludak ke halaman.
“Kondisi yang seperti itu didukung pula oleh masyarakat muslim yang berada di sekitar gereja karena melihat antusias jemaat datang beribadah,” ujar dia.
Ia bercerita tentang pascagempa 28 September 2018 di mana pihak Gereja Toraja Jem Sion Anutapura juga aktif membantu mereka yang terdampak gempa dengan membagikan sembako, bukan hanya kepada umat Kristen tetapi juga kepada umat Islam yang membutuhkan bantuan, terutama yang tinggal di sekitar gereja.MAN