Gubernur Perintahkan Tutup Perbatasan Antarprovinsi

g

PALU, MERCUSUAR – Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola memerintahkan kepada Kepala Dinas Perhubungan untuk menutup sementara waktu pintu-pintu perbatasan antarprovinsi. Pintu-pintu perbatasan itu akan dibuka mulai pukul 06.00 sampai dengan pukul 22.00 Wita dengan pengawasan ketat kemudian akan ditutup.

Hal itu dikemukakan Longki saat memimpin rapat pelaksanaan kebijakan tentang pencegahan dan antisipasi penyebaran virus corona atau Coronavirus Disease (Covid -19) di Sulteng di ruang kerjanya, Senin (23/3/2020).
Gubernur juga memastikan adanya pemeriksaan bagi para pendatang yang masuk ke wilayah Sulteng. Pemeriksaan tersebut dilakukan di tiap pintu masuk Provinsi Sulteng, seperti di terminal, pelabuhan serta bandara.

“Mulai hari ini saya SK-kan ada pemeriksaan di pos-pos perbatasan dari luar daerah masuk ke Sulteng, termasuk di pelabuhan-pelabuhan dan bandara. Sayangnya di Terminal Palu masih kewenangan pusat, jadi kita bantu saja. Tapi semua terminal tipe B seperti di Poso dan Luwuk itu kewenangan kita,” katanya lagi.

Longki menjelaskan, rapat dilaksanakan untuk dapat memastikan mengenai efektifnya pelaksanaan intruksi gubernur kepada bupati dan wali kota Nomor 443/157/BPBD tanggal 23 Maret 2020 tentang pencegahan dan antisipasi penyebaran Covid -19 di Sulteng.
Ia menegaskan, untuk pelaksanaan pengawasan keluar masuknya orang di perbatasan, diminta agar Kepala Dinas Perhubungan Provinsi, Sisliandy untuk segera menindaklanjutinya di lapangan. Segera ditempatkan petugas perhubungan dan petugas kesehatan diambil dari Puskesmas terdekat.
Gubernur juga meminta kepada Kepala Dishub, Sisliandy untuk segera menyurat ke seluruh gubernur yang daerahnya berbatasan dengan Sulteng. Hal ini untuk efektifnya pelaksanaan pengawasan di perbatasan untuk diberlakukan batas waktu melintas di perbatasan mulai pukul 06. 00 – pukul 22 .00 Wita.
“Selebihnya ditutup untuk sementara waktu dalam masa pencegahan Covid -19, dan diminta berkoordinasi dengan Polda melalui Dirlantas,” kata Longki.
Ia menambahkan, gedung cadangan untuk penangan penderita Covid -19 di Sulteng yang sudah ditetapkan adalah gedung Diklat, Asrama Haji, Bapelkes, dan LPMP. Ia berharap agar Kadis Kesehatan Sulteng, dr. Reny Lamadjido untuk dapat mempersiapkan gedung tersebut sesuai protap Kesehatan RI untuk penanganan penderita Covid -19.
Menurutnya, sesuai arahan Presiden Joko Widodo bahwa petugas medis dipastikan pengamanannya. Seluruh tenaga medis yang menangani Covid-19 ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) dan diberikan insentif.

Ia meminta kepala Dinkes melengkapi APD bagi tenaga medis. Sementara untuk masker, sesuai janji Presiden Jokowi dalam waktu dekat sudah akan dikirim. Kepada masyarakat ia meminta juga agar kooperatip untuk dilakukan pemeriksaan.
“Mematuhi seluruh imbauan dan larangan-larangan yang sudah ditetapkan pemerintah,” kata Longki.
Rapat tersebut dihadiri Asisten I, Faisal Mang, Asisten II, Bunga Elim Somba, Asisten III, Moeliono, Kepala Dinkes, Kepala RSUD Undata, Adi Sujendra Komang, Kepala RS Anutapura, Heri, Kepala RS Madani, Nirwan Parampasi, Kepala KKP , Kepala BPKAD, Kepala BPSDM , Kepala Dinas Perhubungan dan Kepala Biro Humas dan Protokol, Mohammad Haris Kariming.

Insentif Tenaga Kesehatan

Sementara itu Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola juga menyiapkan insentif bagi tenaga kesehatan dan medis yang bertugas menangani pasien yang terjangkit virus corona.

“Diberikan insentif khusus bagi yang menangani pasien terjangkit virus corona,” katanya saat menyerahkan bantuan berupa vitamin dan makanan penambah stamina kepada tenaga kesehatan perawat dan dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata Palu, Kota Palu, Senin (23/3).

Dikatakan, insentif tersebut merupakaan bentuk apresiasi dan penghargaan Pemerintah Provinsi Sulteng kepada para tenaga kesehatan dan medis yang tidak kenal lelah dalam melayani, merawat dan mengobati pasien terduga COVID-19.

“Walaupun belum ada penduduk di Sulteng yang positif terjangkit virus corona. Saya mengerti betul yang kalian rasakan sekarang,”ujarnya.

Selain itu Longki juga menyemangati para tenaga kesehatan tersebut agar terus melayani para pasien dengan sepenuh hati, tulus dan ikhlas, walaupun kadang mendapat perlakuan kurang menyenangkan.

“Sebagai tenaga kesehatan kita sudah disumpah. Saat ini kalian berada di garis terdepan. Jangan pernah ada kata menyerah atau patah semangat,”katanya menyemangati.

Ia juga meminta para tenaga kesehatan termasuk tenaga medis agar tidak segan-segan menyampaikan keluhan, kritikan, masukan dan saran kepada Pemerintah Provinsi Sulteng terkait penanganan pasien terduga COVID-19.

Ia memastikan siap menerima dan menindaklanjuti semua itu demi keamanan dan keselamatan para tenaga kesehatan dan medis selama bekerja.BOB/IEA

Pos terkait