Harga Gabah Anjlok, Petani di Parmout Ancam Mogok Tanam

PARIGI MOUTONG, MERCUSUAR – Bupati Parigi Moutong (Parmout), H. Erwin Burase menegaskan akan segera mengambil langkah cepat guna menindaklanjuti keluhan petani yang terancam tidak mau menanam padi akibat harga gabah dan beras yang anjlok serta tidak terserap pasar.

Erwin mengatakan bahwa langkah tersebut diambil setelah anggota DPRD Parmout, I Wayan Leli Pariani mengungkapkan kekhawatiran serius terkait stok gabah dan beras petani yang menumpuk tanpa pembeli pada rapat paripurna, Selasa (28/10/2025).

“Masalah ini sudah disampaikan ke Wakil Bupati pada rapat paripurna sebelumnya, namun belum sampai ke saya. Saya akan segera mengundang Kepala Dinas Ketahanan Pangan untuk menelusuri lebih jauh persoalan ini,” ujar Bupati Erwin, kepada wartawan, Selasa.

Menurut Erwin, apabila benar terjadi penumpukan gabah dan beras yang tidak terserap pasar, maka Pemkab Parmout harus segera mencari solusi cepat agar hasil panen tidak rusak atau terbuang.
Salah satu opsi yang disiapkan adalah berkoordinasi dengan Bulog untuk menampung sementara stok beras dari petani.

“Kalau memang benar terjadi surplus, kita bisa meminta Bulog untuk mengambil dulu hasil panen petani dan menyimpannya di gudang. Itu langkah awal yang akan kita koordinasikan,” jelasnya.

Selain itu, Erwin menanggapi isu penutupan akses perdagangan beras ke luar daerah, seperti Gorontalo dan Manado, yang disebut menjadi salah satu penyebab penumpukan stok.

Ia mengaku belum mengetahui adanya kebijakan resmi penutupan jalur perdagangan tersebut.

“Saya belum tahu kalau memang ditutup. Selama ini kita tidak punya pos penjagaan lagi di perbatasan. Mungkin dulu pernah dibatasi untuk menstabilkan harga di daerah, tapi sekarang situasinya sudah berbeda. Produksi kita justru surplus,” ujarnya.

Erwin menjelaskan, kondisi surplus beras saat ini membuat Pemerintah Daerah (Pemda) harus berhati-hati dalam menjaga keseimbangan harga. Dikatakannya, harga yang terlalu rendah dapat merugikan petani, sementara harga yang terlalu tinggi akan membebani masyarakat.

“Di sinilah peran pemerintah untuk menjaga keseimbangan agar kedua pihak tidak dirugikan,” tegasnya.

Sementara itu, anggota DPRD Parmout, I Wayan Leli Pariani, menilai persoalan ini menyangkut ketahanan pangan daerah yang tidak bisa diabaikan.
Olehnya ia meminta Pemda Parmout, segera mengambil langkah nyata untuk mengatasi penurunan harga gabah dan memastikan hasil panen petani tetap terserap.

“Kami sudah sampaikan di paripurna pekan kemarin, agar Dinas Ketahanan Pangan segera dipanggil untuk mencari solusi. Petani kita sudah resah, bahkan ada yang mengancam tidak mau menanam lagi. Ini harus segera ditangani,” ungkap Leli.

Leli juga mendorong Pemda untuk membuka komunikasi dengan Bulog dan pihak terkait lainnya, guna memperluas akses penjualan hasil pertanian. Termasuk, membuka kembali jalur perdagangan antar daerah yang sebelumnya sempat tersendat.

Leli berharap dengan langkah cepat dan koordinasi lintas sektor, Pemda mampu menstabilkan harga gabah dan beras.

“Sehingga petani Parigi Moutong kembali bersemangat menanam, dan ketahanan pangan daerah tetap terjaga,” pungkas Leli. AFL

Pos terkait