MOROWALI, MERCUSUAR – Di banyak desa di Morowali, ruang-ruang pelayanan kesehatan masih berjalan dengan semangat gotong royong, namun sering kali terbatas oleh alat yang tak memadai. Para bidan desa harus memeriksa ibu hamil dengan peralatan seadanya, sementara penimbangan balita terkadang bergantung pada timbangan manual yang sudah aus. Dalam kondisi seperti itu, memastikan kesehatan ibu dan anak kelompok paling rentan menjadi tantangan tersendiri.
Karena itu, sebuah pagi di pertengahan November 2025 terasa berbeda. Di halaman Puskesmas Bahodopi, beberapa kotak besar berwarna cokelat diturunkan satu per satu dari kendaraan. Di dalamnya, tersimpan timbangan bayi dan dewasa, serta fetal doppler alat yang membantu mendeteksi detak jantung janin. Bagi sebagian orang, alat-alat ini mungkin tampak sederhana. Namun di desa-desa pemberdayaan PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) di Morowali, keberadaannya adalah kabar baik yang sudah lama dinantikan.
Bantuan tersebut merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61, yang tahun ini mengusung tema “Generasi Sehat, Masa Depan Hebat.” Melalui Indonesia Growth Project (IGP) Morowali, PT Vale menyerahkan sarana kesehatan itu kepada 13 desa pemberdayaan dan dua puskesmas: Bahomotefe dan Bahodopi.
Kehadiran alat baru ini menjadi penting, terlebih di tengah upaya menekan angka stunting. Menurut data Dinas Kesehatan Morowali, per Juni 2024 tercatat 641 kasus stunting sekitar 4,6 persen dari 13.987 balita yang diukur. Meski angka itu telah turun dari 6 persen pada awal tahun, tantangan tetap mengemuka: rendahnya kunjungan ke Posyandu dan terbatasnya alat pemeriksaan menjadi penyebab yang sulit diabaikan.
“Kolaborasi lintas sektor seperti ini sangat penting untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Morowali, Jumiati, dalam acara penyerahan bantuan. Suaranya mengandung nada optimistis. Bagi tenaga kesehatan, alat yang memadai berarti pelayanan yang lebih cepat, lebih akurat, dan lebih manusiawi.
Komitmen PT Vale di Morowali tidak berhenti pada pengiriman alat. Sejak Oktober hingga November 2025, perusahaan aktif mendukung serangkaian kegiatan HKN mulai dari penyuluhan kesehatan untuk siswa SMP dan SMA, kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di 13 desa, hingga program Geser ISPA di Puskesmas Bahomotefe untuk mencegah penyakit pernapasan pada anak. Di setiap desa, anak-anak terlihat antusias mempraktikkan cara mencuci tangan yang benar, sementara para ibu mendengarkan penjelasan tentang pola makan dan tumbuh kembang.
Ketua Panitia HKN Morowali 2025 yang juga Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Nur Asia Musa, menyampaikan harapan serupa. “Kami berharap kolaborasi ini tidak berhenti di sini, tetapi terus berlanjut agar upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat semakin optimal,” katanya.
Dari perspektif perusahaan, dukungan terhadap kesehatan masyarakat bukan sekadar kewajiban sosial, tetapi bagian dari visi jangka panjang. “Kesehatan adalah fondasi pembangunan. Dengan alat ini, tenaga kesehatan dapat melakukan pemeriksaan lebih cepat dan akurat,” ucap Wafir, Head of Bahodopi Project. Baginya, investasi pada manusia terutama generasi muda adalah investasi yang bernilai sama pentingnya dengan pembangunan sektor industri.
Ia menambahkan, “Kami ingin tumbuh bersama masyarakat Morowali. Dukungan terhadap program kesehatan menjadi bagian dari upaya kami untuk memastikan keberlanjutan itu.”
Langkah PT Vale ini memperlihatkan bagaimana pembangunan tidak selalu ditandai oleh bangunan besar atau infrastruktur megah. Kadang, ia hadir dalam bentuk timbangan bayi yang lebih presisi, alat pendeteksi detak jantung janin, atau kampanye sederhana tentang kebiasaan hidup bersih. Pada akhirnya, pembangunan yang berkelanjutan adalah tentang manusia dan bagaimana mereka dapat hidup sehat, produktif, dan sejahtera.
Di Morowali, upaya itu kini bergerak lebih kuat. Dan di balik angka stunting yang perlahan turun, ada harapan baru bahwa anak-anak yang lahir hari ini akan tumbuh menjadi generasi hebat masa depan.TIN






