SEPEKAN sudah Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola (68 tahun), terbebas dari deraan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Senin (25/1/2021) siang, ia mengisahkan masa isolasi mandirinya itu kepada wartawan Mercusuar dan TribunPalu.com.
“Sendiri! Istri di rumah lain. Anak dan cucu di rumahnya sendiri,” ujar birokrat kelahiran Palu, 11 November 1952 ini di ruang kerjanya.
Inilah kali pertama Longki mengisahkan secara terbuka pengalamannya terbebas dari virus mematikan itu.
Sebelum memasuki ruang kerjanya, terasa betul level kewaspadaan Longki yang super ketat. Untuk menemuinya, setidaknya melalui tujuh protokol kesehatan, dua administratif, lima proteksi fisik.
Mulai di pintu masuk utama, wartawan harus cuci tangan pakai sabun. Pakai masker itu wajib. Ada disinfektan chamber di lantai I. Sebelum masuk ruang tunggu, wartawan discreening. Tetamu harus membasuh tangan pakai cairan disinfektan.
Petugas lain sudah menyiapkan alat pengukur suhu tubuh portabel digital. Bentuknya seperti pistol genggam. Tindakan preventif masih ada.
“Kalau tak ada surat keterangan bebas Covid-19, kami tak bisa loloskan masuk,” kata staf protokoler.
Surat keterangan bebas Corona itu harus valid; dan dikeluarkan otoritas kesehatan 2×24 jam sebelumnya.
Protokol belum selesai. Di ruang tunggu ada perangkat jurnalis harus dimasukkan ke Ultra Violet sterilizator box. Di boks berukuran brankas medium ini, dokumen, surat, perangkat kerja, dan bingkai karikatur gubernur dipastikan bebas virus.
“Pokoknya semua benda dari luar yang akan disentuh Pak Gub, harus steril,” kata Marthina, staf sekretariat gubernur.
Ketatnya protokol kesehatan ini dimaklumi.
Berusia 68 tahun, Longki termasuk kelompok usia rentan terpapar pandemi asal Wuhan, China ini.
Longki terkonfirmasi positif corona 4 Januari 2021.
Status positif ini kian dramatis, sebab dua pejabat tinggi pemprov lainnya, Wakil Gubernur Sulteng Rusli Baco Dg Palabbi, dan Plt Sekprov Sulteng Mulyono juga terkonfirmasi positif virus mematikan ini.
Mereka sempat tes antigen Selasa (5/1/2021) dengan angka Cycle Threshold (CT) keduanya di atas 35.
“Saya ini sarjana apoteker. Mau sekali saya divaksin, biar imun dan kebal. Tapi usia saya ini harus tunggu vaksin khusus,” ujar apoteker dari FMIPA Universitas Indonesia, (1978-1983) ini.
Senin siang itu, Longki mengungkap terus mengupdate progres vaksinasi bagi tenaga medis, paramedis, petugas di fasilitas kesehatan di semua kabupaten/kota.
Longki bercerita, selama 10 hari menjalani isolasi mandiri, ia seperti anak di pesantren. Dia lebih banyak beribadah. Mengaji, membaca, dan menghabiskan waktu pagi dan sore dengan warming up.
“Saya di rumah jabatan. Ada dua staf rumah tangga, dan seorang dokter khusus yang dikirim Pak Kadis (kesahatan) di rumah.” Dokter inilah yang mengontrol kesehatan dan mengatur diet Longki.
Hampir dua pekan Longki “dipaksa” berpisah dengan istrinya, Zalzulmida Aladin SH CN (64).
“Ibu sudah lama tinggal di rumah pribadi. Tak mau lagi repot masuk rumah dinas, karena tinggal beberapa bulan.”
Dua anaknya; Richard Arnaldo Djanggola, S.E., M.S.A dan Rico Andi Tjatjo Djanggola, S.Kom, sudah memiliki keluarga dan memilih tak membaur dengan orangtuanya. “Mereka punya rumah sendiri di Palu,” kata kakek tiga cucu ini.
Sekadar diketahui, masa jabatan Longki sebagai Gubernur Sulteng, tinggal menghitung pekan.
Secara resmi, tanggal 17 Juni 2021, jabatan yang dia emban sejak 17 Juni 2011, beralih ke Rusdi “Cudy” Mastura; gubernur terpilih.
Lebih 20 tahun, Longki tinggal di rumah dinas kepala daerah. Sepuluh tahun, 2001-2011 dia dan keluarga “menumpang” di rumah jabatan Bupati Parigi Maotong. Selepas itu, satu dekade berikut dia tinggal di rumah jabatan gubernur (2011-2021).
Longki menegaskan di masa-masa isolasi mandiri itulah, dia menggunakan waktunya untuk beristirahat total. Aktivitas pemerintahan dimandatkan ke tiga asisten di pemprov.MAN/TBP