JAKARTA, MERCUSUAR – Kanker masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia, tak terkecuali kanker payudara. Kanker payudara timbul akibat adanya keadaan abnormal yang terjadi pada sel-sel jaringan payudara tersebut tidak hanya menyerang perempuan berusia lanjut, tetapi juga mulai menyerang laki-laki, bahkan remaja usia muda.
“Riwayat kanker payudara pada keluarga meningkatkan risiko terkena kanker payudara,” ujar dr Findy Prasetyawati, dokter spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Ongkologi Medik RS Cipto Mangunkusumo saat menjadi pembicara dalam webinar Agrovaria Lovepink “Kanker Payudara Pada Usia Muda dan Laki-laki” pada Kamis (23/9) di Jakarta.
Dalam acara yang merupakan kerja sama antara perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari Tbk dan Lovepink tersebut, Findy meyampaikan kanker payudara pada kerabat dekat memiliki risiko terkena 2 kali lipat dan meningkat 3 kali lipat sebelum menopause.
Lebih lanjut, Findy menuturkan kanker payudara tidak diturunkan, tetapi jika dalam keluarga terdapat riwayat terdiagnosa kanker akan meningkatkan risiko terkena kanker payudara lebih tinggi. Sehingga perlu waspada dan dilakukan pemeriksaan medis lebih awal.
Berdasarkan data Global Burden of Cancer (GLOBOCAN) 2020 kasus insiden kanker payudara pada pria terjadi sekitar 0,5% atau sekitar 329 kasus baru dalam setahun. Meskipun demikian pemeriksaan Periksa Payudara Sendiri (SADARI) dan Periksa Payudara secara Klinis (SADANIS) pada pria juga penting dilakukan.
Wielly Wahyudin, penyintas kanker payudara sekaligus pembicara yang turut hadir dalam acara tersebut menyatakan pada saat dirinya didiagnosa kanker payudara pada tahun 2013 sudah masuk stadium lanjut.
“Gejalanya tidak terasa,” katanya.
Ia mengatakan setelah dirinya di diagnosa kanker payudara, Wielly segera melakukan pengobatan medis secara intensif selama 2 tahun lamanya. Selain itu, dia juga melakukan kemoterapi dan operasi vasektomi kanker payudara sebelah kanan.
“Perkembangan sel kanker payudara pada pria meningkat lebih cepat dibandingkan pada perempuan. Hal ini disebabkan kasus payudara pada pria jarang terjadi, sehingga lebih ganas,” tegasnya.
Wielly mengungkapkan potensi kanker payudara bisa dicegah dengan mengontrol faktor risiko, seperti menerapkan pola hidup sehat, istirahat yang cukup, mengendalikan berat badan dan aktif bergerak, serta mengelola stres.
“Menghindari merokok, konsumsi alkohol, dan produk dengan kandungan pemanis buatan, pengawet, perasa, dan pewarna (4P) juga merupakan tindakan pencegahan potensi kanker,” lanjutnya.
Mario C.S Gultom, Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk dalam sambutannya mengungkapkan bahwa acara ini merupakan bentuk kepedulian Astra Agro terhadap pemenuhan hak karyawan dan keluarga karyawan, stakeholders, dan masyarakat di sekitar perkebunan.
“Sebanyak 4000 rangers (penyuluh) yang berasal dari seluruh area operasional kebun Astra Agro telah mengikuti penyuluhan kanker payudara yang sudah berjalan sejak Juni-September 2021. Selain itu, penyuluhan secara khusus juga dilakukan kepada siswa-siswi di sekitar kebun.
Melalui program Agrovaria Lovepink, Mario berharap kegiatan SADARI massal dengan membekali kader – kader posyandu yang menjadi binaan Astra Agro di seluruh area Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi dapat memberikan manfaat dalam menyelamatkan diri kita, keluarga, dan kerabat sekitar dalam mengenali dan mendeteksi dini gejala kanker payudara.*