MAKKAH, MERCUSUAR – Sebagian regu jemaah haji asal Sulteng kelompok terbang (kloter) BPN-12, memilih menjalani rangkaian umrah wajib secara mandiri. Hal itu karena jemaah terlambat menerima kartu nusuk setelah tiba di Makkah.
Kartu nusuk memuat identitas digital seluruh jemaah haji. Kartu tersebut digunakan untuk mengakses lokasi dan layanan selama rangkaian ibadah haji. Terutama akses masuk kompleks Masjidil Haram.
Ketua Regu 20 Rombongan 5 Kloter BPN-12, Muh. Amin Parakkasi kepada media ini, Minggu (25/5/2025) menuturkan, kloter BPN-12 mendarat di Bandara King Abdul Aziz Jeddah pada Sabtu (24/5/2025) menjelang subuh. Usai melaksanakan salat subuh di Bandara, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Makkah.
Saat tiba di hotel, jemaah belum mendapatkan kepastian waktu pelaksanaan tawaf dan sai sebagai rangkaian umrah wajib. Hal itu karena petugas kloter masih menunggu kartu nusuk dari petugas syarikah Arab Saudi, hingga tengah malam.
Di tengah penantian, sebagian jemaah dari beberapa regu berinisiatif mengunduh kartu nusuk, sambil berharap agar kartu tersebut dapat digunakan digital.
“Ada inisiatif beberapa orang memberikan saran agar kartu nusuk secara fisik tidak perlu ditunggu, cukup di-download. Maka pada tengah malam sekira pukul 00.00 (Waktu Arab Saudi/WAS), Alhamdulillah semua anggota regu kami berhasil melakukan download kartu nusuk. Sekitar pukul 01.00 kami pun berangkat ke Masjidil Haram untuk melaksanakan tawaf dan sai sebagai rangkaian ibadah umrah,” tutur Amin melalui pesan suara WhatsApp.
“Alhamdulillah pelaksanaan tawaf bagi kami merasakan cukup lancar. Kepadatan atau keramaian sedang-sedang saja menurut perhitungan kami, tidak terlalu longgar dan padat. Sehingga kami dapat tuntaskan dengan lancar, kemudian diteruskan dengan sai. Alhamdulillah, pas selesai sai tiba salat subuh, jadi sai ditutup dengan salat subuh berjemaah di area bukit Marwah sebelum tahallul. Setelahnya kami melakukan tahallul. Alhamdulillah, begitu juga regu-regu yang lain, sebagian besar sudah bertahallul dan tidak lagi berpakaian ihram,” sambungnya.
Berihram Sejak Dari Balikpapan
Amin melanjutkan, jemaah kloter BPN-12 akhirnya mendapatkan fisik kartu nusuk pada Minggu (25/5/2025) sore waktu setempat. Direncanakan, sisa jemaah melaksanakan rangkaian umrah wajib pada petang atau malam hari.
“Insyallah, diagendakan pada sore atau malam hari, apakah kejar magrib atau isya. Alhamdulillah akhirnya sudah aman dan semua sudah menerima kartu nusuk,” imbuhnya.
Keterlambatan pelaksanaan umrah wajib, turut membuat jemaah harus tetap dalam keadaan pakaian ihram. Pakaian ihram bahkan telah dikenakan jemaah sejak di Embarkasi Balikpapan.
Usai melaksanakan rangkaian umrah wajib, Amiin menyebut jemaah memanfaatkan waktu untuk beristirahat. Jemaah diminta untuk tidak banyak beraktivitas, untuk menjaga kondisi tetap fit menghadapi puncak rangkaian ibadah haji, yakni Wukuf di Arafah.
“Ada waktu istirahat kami menunggu waktu puncak haji Wukuf di Arafah. Kami sudah sepakat tidak terlalu memaksakan diri keluar melaksanakan ibadah di Masjidil Haram, agar tidak terlalu forsir tenaga. Secara umum kondisi jemaah haji dalam keadaan sehat,” pungkas Amin. IEA