PALU, MERCUSUAR — Kawasan Megalitik Lore Lindu (KMLL) resmi tercatat dalam daftar tentatif Warisan Dunia UNESCO. Pencapaian ini menandai tonggak penting dalam upaya pelestarian warisan budaya megalitikum di Indonesia, khususnya di wilayah Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah.
Berdasarkan data dari laman World Heritage Convention UNESCO, Kawasan Megalitik Lore Lindu menjadi salah satu dari 21 situs yang masuk dalam daftar tentatif warisan dunia yang diusulkan oleh Indonesia. Kawasan Megalitik Lore Lindu masuk dalam daftar tentatif bersama Kawasan Gua Karst Prasejarah Maros Pangkep, Kompleks Candi Muarajambi, Negeri di Bawah Angin: Rute Perdagangan Rempah pada Abad XIII-XVIII M, Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera – Perubahan Batas yang Signifikan, Kebun Raya Bogor, Sangkulirang – Mangkalihat Karts: Kawasan seni cadas prasejarah, Kota Tua Jakarta (Dahulu Batavia Lama) dan 4 Pulau Terluar (Onrust, Kelor, Cipir dan Bidadari), Kota Lama Semarang, Pemukiman Adat di Nagari Sijunjung, Lanskap Sejarah dan Kelautan Kepulauan Banda, Pemukiman Adat Tana Toraja, Situs Bawomataluo, Situs Kompleks Muara Takus 06/10/2009, Trowulan – Bekas Ibu Kota Kerajaan Majapahit, Taman Nasional Bunaken, Kepulauan Raja Ampat, Taman Nasional Taka Bonerate, Taman Nasional Wakatobi, Kepulauan Derawan, serta Taman Nasional Betung Kerihun (Warisan Hutan Hujan Lintas Batas Kalimantan).
Capaian ini sendiri merupakan buah dari perjuangan panjang yang dilakukan oleh Pmerintah Provinsi Sulawesi Tengah. Pemerintah provinsi yang mencanangkan Sulawesi Tengah Negeri Seribu Megalit, dua tahun lalu, melihat inisiatif ini sebagai pintu pembuka pengetahuan global tentang peradaban masa lalu di kawasan megalit tersebut. Konsep pelestarian yang diusung menekankan tiga pilar: perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan yang berkelanjutan.
Sebelumnya, pada 2 Oktober 2023, Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Provinsi Sulteng telah menetapkan 20 situs megalitik sebagai Cagar Budaya Provinsi dari Kabupaten Poso dan Sigi. Situs-situs ini berada di dua kawasan utama, yaitu Kawasan Megalith Lindu dan Kawasan Megalith Lore. Ketua TACB, Haliadi saat itu menjelaskan, penetapan ini menjadi landasan awal menuju pengakuan di tingkat nasional, sebagai tahapan menuju pengajuan ke UNESCO.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Sulteng, Andi Kamal Lembah, saat itu menegaskan, langkah ini mencerminkan keseriusan pemerintah daerah dalam menjaga tinggalan arkeologis yang memiliki nilai budaya tinggi.
Sementara itu, pada Bimbingan Teknis (Bimtek) Penyiapan Pengusulan Daftar Sementara (Tentative List) Warisan Dunia, yang dilaksanakan Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI di Jakarta, Rabu (9/8/2023) lalu, Kepala Bidang Pelestarian Kebudayaan, Iksam, menyebut KMLL kini termasuk dalam empat kandidat kuat Indonesia untuk Warisan Dunia bersama Rock Art Maros-Pangkep, Rock Art Mangkalihat, dan Jalur Rempah.
Dengan lebih dari 400 objek megalitik berupa arca, kalamba, dan menhir yang tersebar di empat lembah utama, Lore Lindu diakui sebagai salah satu kawasan megalitik paling lengkap dan unik di Asia Tenggara. Pemerintah dan masyarakat kini didorong untuk memperkuat tata kelola berbasis komunitas dalam menjaga warisan ini sebagai identitas budaya dan sumber kesejahteraan bersama.
Informasi resmi daftar tentatif UNESCO dapat diakses di: https://whc.unesco.org/en/tentativelists/?action=listtentative&state=id&order=states. JEF