Keadilan Gender dalam Pertanian, Perempuan Tani Rio Mukti Diperkuat Lewat CSR

Workshop bertajuk ‘Akses terhadapSumber Daya untuk Meningkatkan Produktivitas danPendapatan Petani Kecil melalui Pendekatan Corporate Social Response (CSR)’ di Desa Rio Mukti Kecamatan Rio Pakava, Kabupaten Donggala, tengah pekan lalu. FOTO: DOK. ROA SULTENG

DONGGALA, MERCUSUAR – Workshop bertajuk ‘Akses terhadapSumber Daya untuk Meningkatkan Produktivitas danPendapatan Petani Kecil melalui Pendekatan Corporate Social Response (CSR)’ dilaksanakan di Desa Rio Mukti Kecamatan Rio Pakava, Kabupaten Donggala, Jumat (27/7/2025)

Rizal dari Relawan untuk Orang dan Alam (ROA) Sulteng mengatakan kegiatan tersebut difokuskan pada penguatan kapasitas kelompok perempuan tani Maju Jaya di Desa Rio Mukti, dalam mengakses berbagai sumber daya pendukung pertanian dan ekonomi keluarga.

“Pelaksanaan workshop ini menjadi wadah bagi perempuan petani untuk memahami hak dan peluang mereka, dalam memanfaatkan program-program CSR, yang selama ini lebih banyak diakses oleh kelompok dominan,” ujar Rizal.

Ia menambahkan, perempuan memegang peran penting dalam pengelolaan lahan dan keuangan rumah tangga petani. Namun, sering kali tidak mendapatkan akses dan pengakuan yang setara.

“Melalui pendekatan CSR yang responsif terhadap gender, kami ingin mendorong perusahaan dan pemerintah untuk lebih terbuka terhadap partisipasi aktif kelompok perempuan tani,” ujar Rizal.

Para peserta mendapatkan materi tentang strategi pengorganisasian kelompok perempuan, pemetaan sumber daya yang tersedia, serta membangun dialog konstruktif dengan pihak perusahaan.

Ketua Kelompok Perempuan Maju Jaya, Nengah Wantri berharap dengan pembentukkan kelompok perempuan dan pelaksanaan kegiatan workshop, kehidupan mereka bisa lebih baik dengan bantuan atau dukungan lembaga ROA, maupun perusahaan yang ada di wilayah Rio Mukti.

“Kami jadi tahu bagaimana menyusun agenda kerja kelompok dan mencoba bergerak menyuarakan kebutuhan kami secara kolektif. Selama ini kami hanya menunggu, sekarang kami ingin bergerak,” ujar Wantri.

Sebagai tindak lanjut, workshop tersebut menghasilkan kesepakatan untuk melakukan penguatan kapasitas kelompok perempuan maju jaya, dalam bentuk pelatihan-pelatihan yang segera dapat memberikan dukungan pendapatan bagi anggota kelompok perempuan.

Kegiatan tersebut juga menjadi langkah strategis untuk mendorong kemitraan yang lebih setara dan berkeadilan, serta memperkuat peran perempuan dalam pembangunan desa yang inklusif dan berkelanjutan. TIN

Pos terkait