Kerja Sama BIN-Dinkes Touna, Capaian Booster di Wilayah PKM Matako Sudah 60 Persen

Kegiatan vaksinasi yang dikerjasamakan BIN dengan Dinkes di salah satu titik di Kabupaten Tojo Una-Una. (FOTO: IST)

TOUNA, MERCUSUAR – Termin III vaksinasi yang dikerjasamakan Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tojo Una-Una (Touna) akan berakhir Selasa, (13/9/ 2022).

Sejauh ini, sejumlah Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) yang ada di Kabupaten Touna terus mengintensifkan kegiatan vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat dengan tetap membuka pelayanan vaksinasi mulai dari dosis I sampai dengan dosis IV atau booster kedua untuk tenaga kesehatan (nakes)

Salah satu PKM yang dilibatkan oleh Dinkes Touna adalah PKM Matako yang mencakup Desa Malei Tojo, Desa Matako, Desa Bambalo, Desa Galuga, Desa Toliba dan Desa Ujung Tibu.

Koordinator Vaksinasi Wilayah PKM Matako, Nandang Kurniawan kepada media ini, Senin (12/09), mengatakan, dalam pelaksanaan vaksinasi, pihaknya masih mengalami kendala ketersediaan vaksin jenis Pfizer dan Moderna.

“Kami sudah minta ke provinsi untuk jenis Pfizer, tapi belum ada sampai sekarang, sementara stok kami sudah habis,” katanya.

Untuk tetap memaksimalkan pelayanan, saat ini pihaknya masih menggunakan jenis vaksin Sinovac, namun tetap saja tidak bisa digunakan untuk dosis I bagi masyarakat umum dan booster kedua.

“Karena dosis I hanya bisa digunakan Pfizer, AstraZeneca atau Moderna. Karena kalau Sinovac hanya untuk anak-anak di bawah 12 tahun,” jelasnya.

Beberapa hari yang lalu, kata dia, pihaknya masih memiliki vaksin jenis Pfizer, namun saat ini habis. Pihaknya sudah meminta ke dinkes sebagai persiapan, jika saja kerja sama dengan BIN tersebut berlanjut ke termin IV.

“Di dinas kesehatan kabarnya sudah ada, tetapi belum didistribusi. Kasihan jika sudah ada masyarakat yang datang tetapi kami suruh pulang karena tidak ada vaksin,” ujarnya.

Ia berharap, Dinkes Provinsi Sulteng bisa secepatnya mengadakan vaksin Pfizer dan Moderna. Sebab, kata dia, sebelumnya banyak warga yang divaksin Moderna dan terpaksa dipending, karena tidak ada stok.

Kata dia, untuk jenis Pfizer, bisa digunakan untuk dosis I bagi masyarakat umum dan petugas publik atau lansia yang memiliki komorbit. Intinya, kata dia, Pfizer bisa digunakan sampai dosis 4 atau booster kedua.

“Komplit untuk semua dosis, karena Pfizer itu nyaris tidak ada efek sampingnya, tidak seperti yang lain misalnya Sinovac yang biasanya disertai demam,” terangnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, untuk booster kedua kepada nakes, sejauh ini capaiannya masih sama dengan sebelumnya karena beberapa nakes yang ada belum memiliki e-ticket.

Dari total 56 pegawai di PKM Matako, yang sudah dibooster dua adalah sebanyak 20 lebih.

“Kalau sudah terbuka e-ticketnya pasti langsung divaksin. Jika tidak mau, maka kami langsung sampaikan ke dinas agar ditunda sementara gaji mereka. Itu sistem yang kami terapkan di PKM Matako,” tegasnya.

Menurutnya, aturan yang sama juga berlaku kepada petugas publik yang lain, seperti perangkat desa dan lainnya penerima gaji ABPN atau APBD.

Sementara itu, dosis tiga atau booster bagi masyarakat umum di wilayah kerja PKM Matako, saat ini sudah mencapai 60 persen. Sampai Desember nanti, pihaknya akan mengupayakan capaian booster sampai 100 persen, mengingat syarat per kabupaten minimal 75 persen dan maksmal 80 persen.

“Untuk dosis I dan II sudah melebihi target yang telah ditetapkan. Bahkan ada salah satu desa yang 100 persen warganya sudah divaksin, yaitu Desa Bambalo, harusnya mereka diberikan reward,” ujarnya.

Berdasarkan data Dukcapil Touna, sasaran vaksinasi di wilayah PKM Matako di luar anak-anak adalah sebanyak 6.030 orang.

“Tapi sekarang sasarannya tidak sebanyak itu lagi karena ada yang sudah meninggal dunia dan ada juga yang sudah pindah domisili,” katanya.

Selain ketersediaan vaksin, kendala lain yang dihadapi adalah banyaknya masyarakat yang sudah termakan isu hoax soal vaksin ini, ditambah lagi dengan adanya penurunan kasus Covid-19.

Untuk memaksimalkan pencapaian target vaksinasi, lanjut dia, pihaknya berinisiatif melakukan sosialisasi sendiri kepada masyarakat untuk memberikan pemahaman.

“Alhamdulillah dengan sosialisasi yang kami lakukan secara langsung, kami bisa mendapat sasaran yang lumayan banyak,” katanya.

Ia menambahkan, dalam kerja sama ini, BIN juga banyak memberikan fasilitas kepada tenaga vaksinator di lapangan, termasuk di dalamnya memfasilitasi tempat dan logistik.

“Jadi dengan adanya BIN juga kami sangat terbantu,” ujarnya.

Di bagian lain, Koordinator Vaksinasi Wilayah Ampana Timur, Hayah Abdul Saleh, mengatakan, sasaran vaksinasi masih tetap sama seperti termin sebelumnya.

Kata dia, untuk wilayah kerja PKM Ampana Timur sendiri terdiri dari 10 kelurahan/desa, yakni Kelurahan Uemalingku, Kelurahan Uentanaga Atas, Kelurahan Uentanaga Bawah, Kelurahan Muara Toba, dan Kelurahan Dondo Barat dan Kelurahan Dondo.

“Kemudian Desa Sumoli, Desa Labuan, Desa Patingko dan Desa Sabulira Toba,” ujarnya.

Terkait kunjungan dan sosialisasi ke rumah- rumah warga, pihaknya bersama BIN juga masih terus menggalakkan, dalam rangka terus membangun kesadaran masyarakat untuk melengkapi dosis vaksinnya.

Selain menyambangi rumah-rumah warga dan memberikan penyadaran terkait pentingnya vaksinasi, pihaknya bersama BIN juga memanfaatkan momentum dengan membuka gerai vaksinasi di desa.

Selain PKM Matako dan Ampana Timur, dalam kerja sama vaksinasi dengan BIN ini, Dinkes Touna juga melibatkan lima puskesmas lainnya yang berada di wilayah daratan. */TIN

Pos terkait