Kerja Sama Vaksinasi dengan BIN, Dinkes Touna Fokus Dosis Dua dan Booster

Kegiatan vaksinasi yang dikerjasamakan BIN dengan Dinkes di salah satu titik di Kabupaten Tojo Una-Una. (FOTO: IST)

TOUNA – Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tojo Una-Una (Touna), melanjutkan kerja sama kegiatan vaksinasi guna melengkapi herd immunity masyarakat.
Pada tahap ini, BIN menjalin kerja sama dengan Dinkes Touna, selama kurun waktu 73 hari.
“Sebenarnya kerja sama dengan BIN ini sudah berlangsung sejak tahun lalu. Namun di tahap ini, khusus dilakukan selama 73 hari. Kita belum tahu apakah setelah 73 hari ini masih berlanjut, kita masih menunggu informasi.,” kata M. Rifai, Kepala Seksi (Kasi) Imunisasi/Vaksinasi, Dinkes Kabupaten Touna, Jumat (08/07).
Dalam kerja sama kali ini, lanjut dia, pihaknya melibatkan kurang lebih tujuh puskesmas yang berada di wilayah daratan. Meski demikian, ada juga puskesmas yang disiapkan sebagai cadangan.
“Saat ini memang kita masih fokus di wilayah puskesmas yang bisa mendukung pencapaian target, jadi untuk bagian kepulauan untuk sementara belum. Karena melihat dari cakupan sasaran vaksinasi, maka dipilih mana wilayah puskesmas yang bisa memenuhi pencapaian target vaksinasi, atau minimal bisa mendekati,” ujarnya.
Pada kerja sama sebelumnya, kata dia, pihaknya bersama BIN juga sudah pernah menyasar wilayah kepulauan.
Lebih lanjut ia mengatakan, sasaran vaksinasi kali ini tidak terlalu mengejar target untuk dosis 1 karena capaiannya sudah 80 persen.
“Artinya dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar 70 persen, kita sudah melewati. Tapi kita juga tetap membuka pelayanan untuk yang belum divaksin dosis satu,” jelasnya.
Untuk saat ini, kata dia, pihaknya sedang fokus untuk target dosis 2 karena saat ini capaiannya baru 36 persen.
“Jadi fokus di dosis dua agar supaya dosis tiga atau boosternya juga bisa terpenuhi targetnya. Sejalan dengan itu juga kita bersamaan mengejar capaian dosis tiga karena sampai saat ini belum sampai 2 persen,” terangnya.
Terkait target yang diberikan, kata dia, pihaknya menyesuaikan dengan kondisi di lapangan. Masalahnya, kata dia, bukan karena petugas yang tidak mampu melayani, tetapi animo masyarakat yang sedikit berkurang. Hal itulah, kata dia yang menjadi salah satu kendala untuk pencapaian target.
Ia pun menguraikan beberapa kendala yang dihadapi dalam kegiatan vaksinasi, di antaranya kasus covid secara nasional yang sudah menurun sehingga menyebabkan sebagian masyarakat sudah menganggap bahwa covid ini bukan lagi menjadi ancaman.
“Kemudian, karena sudah berjalan sekitar dua tahun, masyarakat sudah mulai jenuh juga. Selain itu, kemungkinan juga karena pengaruh beredarnya informasi-informasi negatif terkait vaksin sehingga banyak juga masyarakat yang tidak mau divaksin lagi, ini juga yang menyebabkan jauhnya perbedaan angka capaian dosis satu dan dua. Selain itu juga ada anggapan bahwa walaupun sudah divaksin masih juga tetap kena covid,” tuturnya.
Untuk itu, kata dia, kebijakan pemerintah juga penting. Buktinya, setelah ada aturan bahwa yang melakukan perjalanan harus divaksin booster, maka banyak lagi masyarakat yang berbondong-bondong untuk divaksin.
“Jadi memang kendalanya ini sudah akumulasi yang menyebabkan lambatnya pencapaian target,” tambahnya.
Untuk wilayah terpencil, kata dia, sejauh ini tidak jadi kendala karena petugas vaksinator bisa terbiasa dan bisa tembus di wilayah-wilayah pedalaman, seperti Dataran Bulan.
“Apalagi ketika ada percepatan vaksinasi, bahkan Pak Bupati sampai tembus ke wilayah-wilayah pedalaman itu. Untuk hal lain, seperti ketersediaan vaksin, sejauh ini tidak ada masalah. Semua jenis tersedia. Paling kalau kosong itu tidak berlangsung lama dan sudah diadakan kembali,” jelas Rifai. ***

Pos terkait