PARIGI, MERCUSUAR – Beralasan ingin menanyakan persoalan gugatan dan dugaan permintaan uang oleh Ketua KPU Parmout, Abd Choir, H. Amrulah justru diduga melakukan pengroyokan kepada Ketua KPU Parmout tersebut.
Dugaan penganiayaan terhadap Abdul Chair terjadi pada pukul 01.10 Wita di rumahnya di Desa Torue, Senin (20/5). Saat ini sudah ditangani oleh Kepolisian Resor Parmout.
Dari pantauan Mercusuar, salah satu yang diperiksa adalah Caleg DPRD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Partai Hanura, H Amrurmlah Almahdali.
Sementara itu dari keterangan Kapolres Parmout, AKBP Zulham Effendi Lubis, ada sebanyak empat orang telah diperiksa. Pihak kepolisian kata dia, masih akan melakukan pendalaman terkait latar belakang dugaan penganiaayan.
“Semuanya masih kita dalami,”ujar Kapolres.
Sementara itu Abd Chair yang dikonfirmasi mengaku telah menjalani visum. Ia mengaku dianiaya oleh Amrulah Almahadali, dicekik dan kepalanya dibenturkan ke dinding. Kemudian beberapa teman Amrulah Almahadali juga ikut memukul.
“Saya ditarik dari dalam gudang lalu dicekik, dibenturkan kepala saya di dinding,” ujar Chair.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber, ada empat orang yang mendatangi rumah Ketua KPU di Desa Torue, Kecamatan Torue. Mereka adalah H Amrulah Almahamdali, Erwin Lakaseng, Hidayat Lemba, dan Mohar.
Waktu mereka datang, Chair sementara tidur. Tiba-tiba ada yang membangunkan dengan menggedor pintu rumahnya. Awalnya terdengar halus, namun lama-kelamaan menjadi kasar.
Saat melihat keluar rumah, Abdul Chair mengenali salah seorang adalah Erwin Lakaseng yang merupakan tim H Amrulah. Istri Chair kemudian membuka pintu rumah.
Karena ketakutan, Abdul Chair bersembunyi di dalam gudang. Namun posisi Chair ketahuan oleh H Amrulah.
Ia (Abdul Chair) kemudian ditarik hingga ke ruang tamu, dicekik di bagian leher dan dihantam ke dinding rumah. Kemudian beberapa orang lainnya langsung melakukan pemukulan.
Chair kemudian lompat ke luar rumah dan berlari sambil meminta pertolongan.
Sebelumya, H Amrulah juga disebut-sebut sempat mengirimkan orangnya yakni Erwin Lakaseng untuk bertemu dengan Ketua KPU Parmout untuk berkoordinasi terkait persoalan Pileg 2019.
Termasuk ingin “minta tolong” kepada ketua KPU, karena pihak Amrulah tidak puas dan menganggap telah terjadi dugaan kecurangan. Sehingga pihak KPU menyarakankan agar mereka mengajukan gugatan ke Bawaslu.
Saat dikonfirmasi, Amrulah Almahadali tidak membenarkan adanya penganiayaan. Pihaknya mengaku menemui Abdul Chair hanya ingin menanyakan beberapa hal yang tidak bisa diwakili oleh orang lain.
“Dia Ketua KPU, saya ada gugatan. Tiga hari kita hubungi sudah menjelang penetapan, baik dari Bawaslu maupun pihak kami tidak bisa mendapatkan informasi. Sementara tahapan berjalan terus,” katanya.
Kemudian, ia juga bermaksud mengklarifikasi terkait perilaku Ketua KPU yang diduga meminta uang kepada Caleg Hanura dalam rangka perjalanan ke Jakarta.
“Kedua poin itu saya tidak bisa titip kepada orang untuk menyampaikannya,” katanya.
Makanya, ia datang ke rumah sekitar pukul 23.00 Wita menemui Chair. Menurut pengakuan yang bersangkutan, Chair didapati tengah berada di dalam gudang.
Saat ingin diajak untuk berdialog, Chair langsung histeris dan lari menabrak pintu dan sempat terjatuh. Setelah itu Chair berlari dari dalam rumah menuju ke arah jalan trans Sulawesi. Kondisi pada saat itu juga gelap gulita, ia tidak melihat adanya penganiaayan.
“Kalau saya ini berniat untuk datang menganiaya dia (Chair), itu sama dengan saya bunuh diri. 0rang kampung sudah berkerumun di situ,” tuturnya.TIA