Ketum POSPERA Jenguk Yahdi Basma

PALU, MERCUSUAR – Ketua Umum (Ketum) Posko Perjuangan Rakyat (Pospera), Mustar Bona Ventura Manurun bersama sejumlah aktivis Persatuan Nasional Aktivis 98 (PENA 98) dan mahasiswa di Kota Palu, menjenguk Yahdi Basma yang tengah menjalani masa tahanan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIA Palu, Rabu (22/3/2023).

Kepada para wartawan, Mustar menyebut kedatangannya tersebut untuk memberikan dukungan kepada Yahdi Basma, yang saat ini menjalani vonis 10 bulan penjara akibat kasus pencemaran nama baik Longi Djanggola yang ketika itu menjabat sebagai Gubernur Sulteng.

“Kami menyampaikan bahwa Kakak Yahdi tidak sendirian. Kami tetap akan mendukung apa yang diperjuangkan oleh Yahdi Basma,” tegas Mustar.

Terkait hukuman yang sedang dijalani Yahdi, menurut Mustar hal itu merupakan hasil dari arogansi kekuasaan.

“Keyakinan kami bahwa apa yang dialami oleh Yahdi Basma adalah arogansi kekuasaan. Ini betul-betul murni arogansi kekuasaan yang mengintervensi proses hukum yang ada, terkait apa yang disuarakan dan dilakukan secara lantang oleh Yahdi Basma, lewat suaranya yang tidak berhenti melakukan kritik terhadap pemerintah,” tuturnya.

Mustar menekankan, proses hukum yang selalu diintervensi merupakan suatu hal yang dapat mengancam demokrasi. Olehnya, hal tersebut tidak boleh dibiarkan sehingga tidak akan muncul hal serupa seperti yang dialami oleh Yahdi Basma.

Ia juga mengaku akan melakukan kajian hukum untuk menentukan langkah-langkah dukungan terhadap Yahdi Basma melalui proses hukum.

“Pasal, ayat, yang didakwakan kepada Yahdi Basma adalah betul-betul remeh temeh, bukan sesuatu yang prinsip. Tapi karena arogansi kekuasaan saat itu, yang sangat tidak mau dikritik, ini yang terjadi pada Yahdi Basma. Ini akan kami lawan melalui proses hukum, kita akan melihat upaya hukum yang akan kami kaji dan dalami, seperti apa, yang bisa kemudian kita lakukan untuk Yahdi Basma,” pungkas Mustar.

Turut hadir dalam kesempatan itu, Sekjen DPP Pospera, Aim Labungasa dan Ketua DPD Pospera Sulteng, Aim Ngadi beserta para aktivis, seperti Moh Hamdin, Ista Nurmasyita dan sejumlah keluarga dekat Yahdi Basma. IEA

Pos terkait