PALU, MERCUSUAR – Antrean kendaraan di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Palu diduga akibat kelengkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar dan pertalite.
Pemandangan antrean itu terjadi di SPBU Jalan Kartini, Pramuka, dan Jalan Yos Sudarso.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Tengah, Richard Arnaldo yang dimintai keterangan mengaku belum mengetahui penyebab kelangkaan tersebut.
“Saya belum dapat info juga. Nanti saya cari infonya juga,” jawab Kadis Richard, Selasa (16/11/2021).
Menurutnya, perihal pengaturan distribusi BBM, yang bekerja sama dengan pihak Pertamina adalah Biro Ekbang Setdaprov.
“Distribus BBM di Biro Ekonomi. Mereka yang koordinasi dengan Pertamina,” katanya.
Kepala Biro Ekbang Setdaprov, Rudi Dewanto belum memberikan jawaban mengenai kelangkaan BBM tersebut, lantaran masih sibuk rapat. Ia hanya mengarahkan untuk dikonfirmasi langsung ke Kepala Bagian Perekonomian Biro Ekbang, Subhan.
“Saya sekarang sedang rapat. Tolong bisa langsung ke Kabag Perekonomian,” ujar Rudi.
Kabag Perekonomian Biro Ekbang Setdaprov Sulteng, Subhan mengungkapkan bahwa sesuai data Pertamina, kelangkaan BBM di Kota Palu akibat stok sudah menipis. Kuota BBM untuk Kota Palu pada Oktober kemarin sudah mencapai 83, 97 persen.
“Kuota BBM solar dari BPH Migas Tahun 2021 untuk Kota Palu 26. 390 KL (kilo liter). Sampai bulan Oktober adalah 22. 160 KL atau sebesar 83, 97 persen,” ungkap Subhan.
Itu artinya lanjut dia, kuota tinggal tersisa sampai Desember sebanyak 4. 230 KL.
Saat ditanya soal kuota BBM jenis pertalite, ia membeberkan data bahwa untuk realisasi BBM non subsidi Kota Palu pada September mendapat kuota sebanyak 8. 083, 99 KL. Subhan tidak merinci secara keseluruhan.
“Ini realisasi. Pertalite adalah BBM non subsidi, sehingga itu ada di Pertamina. Pemprov hanya mengusulkan BBM subsidi,” ujar Subhan. BOB