PALU, MERCUSUAR – “Mudah-mudahan akhir bulan ini sudah selesai dan kita terbebas dari masalah lahan. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah telah menyiapkan strategi penyelesaian pembebasan lahan yang membuat rencana pembangunan kembali landscape Kota Palu itu tertunda,” kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan, B. Elim Somba.
Hal itu dikemukakan pada koordinasi secara virtual dengan Kementerian PUPR, Kamis (7/1/2021). Ia menyampaikan sikap terkait kelanjutan rekonstruksi Jembatan Palu IV atau jembatan kuning yang terdampak bencana 28 September 2018.
Sebelumnya rencana pembangunan kembali jembatan yang dibiayai oleh Pemerintah Jepang lewat JICA harus diundur karena beberapa alasan. Di antaranya masalah pembebasan lahan warga di sekitar lokasi yang membuat tender proyek tertunda.
Dari sekitar 98 bidang yang harus dibebaskan kini tersisa 1 bidang yang masih kukuh dipertahankan pemiliknya.
Selain upaya persuasif kepada pemilik, Elim Somba juga menyiapkan upaya konsinyasi atau penitipan uang ganti rugi lahan di pengadilan sebagai opsi terakhir untuk membebaskan bidang tersisa seluas 159 meter persegi.
“Saya kira tidak ada masalah untuk pembebasan lahan,” katanya meyakinkan agar tender dapat dilakukan simultan dengan proses pembebasan.
Sementara Direktur Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan Miftachul Munir mengatakan pihak Jepang menunggu kepastian penyelesaian pembebasan lahan sebelum masuk ke tender.
“Proses lelang belum bisa mulai kalau lahan belum bebas,” tegasnya. Selain itu, ia mengatakan jangka waktu pengerjaan proyek ikut diperpanjang sampai 31 Mei 2025.
Pertimbangan Pemerintah Jepang memperpanjang jangka waktu antara lain karena mandeknya pembebasan lahan dan dampak Covid-19 yang masih mewabah.
Koordinasi itu juga diikuti perwakilan Bappenas, Kemenlu, Kemenkeu, Bappeda Provinsi, Dinas Bina Marga Provinsi, Pemkot Palu, dan mitra terkait.
Sekira Rp 325 Miliar
Sebelumnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membangun kembali (rekonstruksi) Jembatan Kuning atau Jembatan Palu IV di Palu. Jembatan yang menjadi ikon kota Palu sebelumnya dibangun tahun 2006 oleh Pemerintah Kota Palu, namun hancur pada saat terjadi bencana gempa dan tsunami pada September 2018 lalu.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pernah mengatakan, pembangunan kembali jembatan yang membentang di atas Teluk Talise diharapkan akan meningkatkan konektivitas jalan nasional dan membantu percepatan pemulihan Kota Palu.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto mengatakan, rekonstruksi Jembatan Palu IV mendapatkan bantuan dari Pemerintah Jepang melalui Japan International Coorporation Agency (JICA) yakni berupa dana hibah senilai Rp 2,5 miliar Yen atau sekitar Rp 325 miliar.
Penandatanganan Perjanjian Hibah antara Kementerian PUPR dan JICA dilakukan oleh Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto dan Kepala Kantor Perwakilan JICA Indonesia Shinichi Yamanaka, Jumat (21/6/2019). Turut hadir dalam acara tersebut Ketua Satgas Penanggulangan Bencana Sulawesi Tengah Kementerian PUPR, Arie Setiadi Moerwanto, Direktur Pengembangan Jaringan Jalan Ditjen Bina Marga Rachman Arief Dienaputra dan Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XIV Palu Sulawesi Tengah A. Satriyo Utomo.
Sugiyartanto menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Jepang yang telah membantu dalam rehabilitasi dan rekonstruksi di Sulawesi Tengah.
“Bencana gempa dan tsunami telah mengakibatkan hancurnya sejumlah fasilitas dan infrastruktur publik, termasuk jalan dan jembatan. Untuk itu, rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur di Palu, Sigi, Donggala dan sekitarnya sangat krusial untuk memulihkan keadaan,” ujar Sugiyartanto.
Kepala BPJN XIV Palu Sulawesi Tengah A. Satriyo Utomo mengatakan, saat ini rekonstruksi Jembatan Palu IV masih dalam tahapan persiapan lelang dan finalisasi desain jembatan. “Panjang bentangnya direncanakan 250 meter, namun kita masih mendiskusikan apakah tipe jembatan cable stayed atau suspension bridge. Untuk lokasi, direncanakan tidak jauh dari lokasi Jembatan Palu IV sebelumnya,” kata Satriyo.
Satriyo berharap dengan kembali dibangunnya jembatan tersebut akan turut menjadi simbol kebangkitan dan optimisme masyarakat Palu pasca bencana. Sebelumnya ditargetkan paling lambat rekonstruksi Jembatan Palu IV dapat diselesaikan pada tahun 2022.MAN/BOB