PALUPI, MERCUSUAR- Proyek galian sepanjang sekitar 200 meter dengan kedalaman sekira setengah meter yang rencananya untuk pembuatan drainase di Jalan I Gusti Ngurah Rai, dikeluhkan warga. Pasalnya hingga saat ini, galian itu dibiarkan berhenti (mangkrak) oleh pihak terkait dalam hal ini Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), padahal galiannya sudah dilakukan pelebaran.
Informasi yang diperoleh media ini, proyek yang terletak di Kecamatan Tatanga itu sudah sekira 6 bulan lamanya setelah digali alat berat, kini terhenti dan tak ada aktivitas lagi. Tidak jelas bagaimana kelanjutan proyek tersebut, sehingga keberadaan proyek itu dinilai sangat meresahkan warga.
Karena, setiap rumah yang drainasenya sudah diperlebar harus membuat jembatan alternatif untuk masuk ke dalam halaman rumah atau tempat usaha. Dan parahnya lagi disaat hujan kondisi galian itu tersebut tersumbat oleh sampah plastik dan menebarkan aroma tak sedap.
Salah seorang warga yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, bahwa galian itu sudah sangat menggangu. ”Sebaiknya kalau tidak segera dikerjakan, mendingan ditutup saja soalnya sangat menggangu pengguna jalan dan juga membahayakan keselamatan anak-anak, karena itu tidak ditutup dan dibiarkan menganga,”ujarnya.
Dia dan warga lainnya, berharap agar dinas terkait segera mengerjakan proyek tersebut, sehingga tidak mengganggu usaha dan pengguna jalan. Sebab, lanjut dia, jika dibiarkan akan menghambat aktivitas ekonomi warga maupun penjual dan lagi air yang tergenang akan menjadi sarang atau bibit penyakit seperti berkembang biaknya penyakit DBD.
Sementara itu, Udin (29) salah seorang pemilik usaha di sekitar itu mengatakan, saat dilakukan penggalian beberapa bulan yang lalu, dia sempat menanyakan kepada salah seorang petugas lapangan yang menyebutkan bahwa rencananya proyek itu akan dirampungkan sebelum puasa, namun kenyataanya lain.
“Saya anggap dengan proyek ini mungkin akan menguntungkan usaha saya, tapi sampai sekarang pekerjaannya tidak rampung,” ujarnya.
Udin mengaku, awalnya yakin pekerjaan itu akan berjalan sesuai rencana, karena usai dilakukan penggalian dilanjutkan dengan pemuatan bahan material berupa pasir dan batu, tetapi tidak lama kemudian material tersebut kembali diangkut entah dibawa kemana.
“Lalu itu, bahan material kayak batu dan lainnya sudah ada di lokasi, sudah mau dikerjakan. Berselang dua hari tiba-tiba bahan materialnya diambil lagi, saya pun heran kenapa bisa diangkut lagi,” ujarnya.
Dia mengaku, kondisi itu sangat mempengaruhi usaha yang ia jalankan. “Orang sudah malas singgah, karena ada galian,” ujarnya.
Upaya untuk mengkonfirmasi Kepala Bidang pada Dinas Marga Provinsi Sulawesi Tengah yang beralamat di Jalan Hangtua pada Kamis (19/7/2018) belum membuahkan hasil, pejabat tersebut yang dihubungi via Whatsapp, belum memberikan keterangan mengenai mangkraknya proyek tersebut. AMR/OTH