Pada tanggal 1 September 2023, Harian Umum Mercusuar, korannya rakyat Sulteng, telah berusia 61 tahun. Usia yang sangat matang setelah melewati berbagai dinamika kehidupan yang penuh rintangan dan tentu hari-hari yang sarat pengalaman. Keberadaan media ini, tidak lepas dari tangan dingin sang perintis, sekaligus pendiri, Allahuyarham Drs. H. Rusdy Toana.
=================================
Fery eL Shirinja/Litbang Mercusuar-Trimedia Grup
=================================
Rusdy Toana, nama tokoh ini diabadikan dalam sebuah nama jalan di depan Kampus Universitas Muhammadiyah Palu. Beliau adalah salah seorang tokoh yang memiliki peran penting dalam kelahiran Provinsi Sulawesi Tengah. Selain sebagai perintis pembentukan Provinsi Sulawesi Tengah, Rusdy Toana adalah Tokoh Pers di Bumi Tadulako yang namanya cukup popular. Salah satu karya abadi Rusdy Toana adalah membidani lahirnya Koran Terbesar Kebanggaan Rakyat Sulawesi Tengah, Harian Umum Mercusuar.
Kelahiran Harian Umum Mercusuar pada tanggal 1 September 1962, yang semula bernama Soeara Ra’jat adalah karya nyata sang tokoh sebagai manifestasi kecintaannya terhadap dunia Jurnalistik. Betapa tidak, saat bersamaan, Rusdy Toana harus diperhadapkan dengan kesibukan yang luar biasa, dimana saat itu, pihaknya tengah memperjuangkan kelahiran Provinsi Sulawesi Tengah, sekaligus menanti kelahiran putra ketiganya.
Bukan sebuah kebetulan, anak ketiga dari Rusdy Toana lahir tepat sehari sebelum terbitnya Surat Kabar Soeara Ra’jat yang kemudian berubah menjadi Surat Kabar Mercusuar. Putra ketiganya diberi nama Nur Tri Putra Toana, yang diartikan Cahaya Kelahiran anak ketiga dari keturunan Rusdy Toana. Nama itu, seirama dengan nama Surat Kabar Mercusuar yang dicita-citakan menjadi sumber Cahaya untuk membantu Navigasi perjalanan mencerahkan semesta.
Dalam buku semerbak Tona Kodi, karya H. Andi Maddukeleng, Rusdy Toana dikenal dengan sapaan Tonakodi karena karya-karya kritisnya yang dimuat dalam rubrik tonakodi di pojok Surat Kabar Mercusuar yang kala itu, masih terbit mingguan. Rubrik tonakodi berisi kritikan-kritikan yang cukup tajam terhadap kebijakan pemerintah yang kurang berpihak pada kaum marjinal, sehingga rubrik ini menjadi ciri khas surat kabar Mercusuar kala itu.
Sebagai tokoh pers di Bumi Tadulako, tentu tidak lahir secara instan. Proses Panjang yang melahirkan karakter kritis dan tabliq (aspiratif) dalam diri Rusdy Toana, tidak lepas dari perannya yang telah menekuni dunia pers sejak menjadi pelajar. Rusdy Toana muda telah memulai perjalanannya menjadi jurnalis dengan terlibat dalam pendirian majalah Bhakti sebagai sarana suara pelajar yang berusaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan mengusir penjajah kala itu. Rusdy Toana muda juga terlibat dalam menyalurkan tulisan kritisnya di Majalah Suara Muhammadiyah dan Media HMI di Yogjakarta.
Pada Tahun 1948, Rusdy Toana telah menjadi pemimpin di media bernama Surat Kabar pelopor. Kemudian pada 1953 menjadi Sekretaris Redaksi Majalah Masjarakat, yang diterbitkan Yayasan Pelopor di Yogjakarta. Rusdy Toana juga aktif di Harian Abadi di Yogjakarta pada 1957-1959. Sebagai tokoh pejuang asal bumi tadulako, tentu sosok Rusdy Toana layak dipertimbangkan menjadi Pahlawan Nasional.
Kehadiran Harian Umum Mercusuar yang kini menjadi Koran terbesar kebanggaan rakyat Sulawesi Tengah adalah karya abadi Rusdy Toana yang harus terus dilestarikan oleh generasi pelanjut. Betapa tidak, Harian Umum Mercusuar yang dulu berbentuk tabloid dan terbit mingguan, menjadi alat perjuangan bagi generasi muda kala itu, tidak saja di Palu, tetapi juga di Makassar dan Yogjakarta, sehingga melahirkan tulisan-tulisan yang menghendaki lahirnya Provinsi Sulawesi Tengah, lahirnya perguruan tinggi terbesar di Sulawesi Tengah, dan lahirnya perguruan tinggi Muhammadiyah di Sulawesi Tengah.
Kala itu, Surat Kabar Mercusuar yang terus menyuarakan suara rakyat Sulawesi Tengah, diback up penuh oleh generasi muda Islam dibawa panji perserikatan besar Muhammadiyah, terus berjuang melahirkan tulisan kritis untuk membela kepentingan rakyat dan berjuang untuk membumihanguskan antek-antek komunis demi tegaknya Pancasila dan UUD 1945.
Kini Harian Umum Mercusuar telah menjadi koran terbesar di Provinsi Sulawesi Tengah. Koran ini telah melahirkan banyak surat kabar dibawah naungan Trimedia Grup, yang digawangi oleh Putra Ketiga Allahuyarham Drs. H. Rusdy Toana, bernama Nur Tri Putra Toana yang kelahirannya sehari lebih dulu dari kelahiran surat kabar Soeara Ra’jat yang kemudian menjadi Surat Kabar Mercusuar. Harian umum Mercusuar juga sempat menggandeng Jawa Pos, yang kemudian membidani kelahiran Harian Umum Radar Sulteng.
Selamat hari ulang tahun ke-61 buat Harian umum Mercusuar, teruslah terbit memancarkan sinar cerah memajukan bumi Tadulako dan Mencerahkan Indonesia. (Bersambung)