PASANGKAYU, MERCUSUAR – Mahasiswa Semester VII Sekolah Tinggi Ilmu Admistrasi (STIA) Pembangunan Palu melaksanakan Praktek Pengenalan Lapangan (PPL) mata kuliah Kewirausahaan di Desa Ako, Kecamatan Pasangkayu, Sulawesi Barat, pada 31 November hingga 2 Desember 2025. Kegiatan ini berfokus pada pengamatan langsung terhadap praktik usaha Kelompok Gurenta (Gula Aren Kita), salah satu UMKM desa yang memproduksi gula aren tradisional .
Kelompok Gurenta yang berdiri sejak 2015 beranggotakan tujuh orang dengan struktur organisasi lengkap, mulai dari ketua hingga bendahara. Mereka memproduksi tiga jenis olahan aren, yakni gula batu, gula semut, dan minuman tradisional bernutrisi “Tua”. Produk tersebut telah mengantongi sertifikasi halal dan izin PIRT dari instansi terkait .
Bahan baku gula aren berasal dari pohon aren milik anggota kelompok. Proses produksi dilakukan secara tradisional menggunakan wajan besar dan kayu bakar bantuan pemerintah desa. Dalam kondisi normal, usaha ini mampu menghasilkan 10 bungkus gula per hari dengan harga Rp18.000 per bungkus. Total pendapatan kelompok mencapai sekitar Rp5 juta per bulan yang kemudian dibagi sesuai kontribusi anggota dan kebutuhan operasional, termasuk biaya kemasan dan perawatan alat produksi .

Bendahara kelompok, Siti Madina, menjelaskan bahwa volume produksi sangat bergantung pada kondisi cuaca dan ketersediaan kayu bakar. Cuaca hujan membuat kualitas nira menurun sehingga mempengaruhi hasil produksi. Selain itu, pengemasan produk yang masih sederhana dinilai menjadi salah satu kendala pemasaran untuk menjangkau pasar yang lebih luas .
Selama kegiatan PPL, mahasiswa melakukan observasi terhadap sistem pengelolaan usaha, strategi pembagian tugas, proses pemasaran, serta tantangan yang dihadapi pelaku UMKM. Mereka menemukan bahwa pemasaran produk Gurenta masih mengandalkan penjualan langsung dan belum memaksimalkan platform digital. Di sisi lain, peluang pengembangan dinilai sangat terbuka, termasuk kemungkinan kerja sama dengan program CSR perusahaan sawit di sekitar Pasangkayu serta dukungan dinas terkait untuk pelatihan dan peralatan modern seperti alat kristalisasi aren .
Melalui kegiatan ini, mahasiswa memperoleh pengalaman langsung tentang praktik kewirausahaan masyarakat desa, termasuk pemahaman tentang manajemen usaha kecil, inovasi produk, dan ketahanan UMKM menghadapi kendala produksi. Kelompok PPL merekomendasikan perlunya bantuan alat produksi modern, peningkatan kemampuan pemasaran digital, serta pendampingan berkelanjutan dari mahasiswa kepada UMKM lokal sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat .
Kegiatan PPL ini ditutup dengan kunjungan mahasiswa ke lokasi produksi, kantor desa, serta pertemuan dengan Pemerintah Desa Ako yang memberikan dukungan selama pelaksanaan program.TIN







